Senin, 20 Desember 2010

Anak Kuliah yang Beruntung

Namaku Anto, aku adalah seorang mahasiswa semester bawah di salah satu perguruan tinggi swasta di kota x, sewaktu aku belum punya rumah sendiri, aku terpaksa indekost di perumahan yang jaraknya relative dekat dengan kampus.

Aku tinggal bersama 4 temen cowok dan seorang cewek bernama Sinta yang sebenarnya adalah keponakan ibu kost sedangkan ibu kost sendiri tinggal berseberangan dengan kost kami.

Secara fisik Sinta sangat sempurna, kulitnya yang putih bersih, wajahnya yang cantik, serta postur tubuhnya yang sexy. Meskipun Sinta masih duduk di bangku SMU, Sinta mempunyai payudara yang cukup besar.

Membuat aku yakin bahwasanya semua cowok normal pasti akan tergiur dan berhasrat ingin memilikinya.

Singkat cerita aku dan Sinta mulai akrab, pada awalnya dia Cuma tersenyum kecil saja jika secara tidak sengaja kami berpapasan karena kebetulan kamar kami bersebelahan.

Hari semakin berlalu malam itu hujan turun lumayan deras, kira kira pukul 22.00

Aku keluar dari kamar menuju kamar mandi untuk buang air kecil tiba tiba aku di kagetkan oleh Sinta yang baru keluar dari kamar mandi"

Kemudian kamipun saling tersenyum, dan aku segera menyapanya.

"Sint, belum tidur ya?"

Kemudian dia menjawab " belum nggantuk "

Anto, Sinta boleh gak maen ke kamar kamu, aku lagi BT nih nggak bisa tidur soalnya tadi siang aku tidur lama banget.

Lantas aku menjawab dengan senang hati : " boleh, boleh, boleh kok sint, nyante aja anggap aja kamar sendiri."

Kemudian aku bergegas masuk ke kamar mandi untuk buang air kecil yang aku tahan tahan dari tadi.

Kemudian aku menyusul Sinta ke kamar. Dan aku menawarkannya minum air hangat tapi Sinta menolaknya.

Kemudian dia memintaku memutarkan lagu kesukaannya..

Malam semakin larut, hujan semakin deras. Jujur saja sebenarnya terlintas di benak ku untuk mengerjainya, malam itu Sinta memakai pakaian ketat sekali dan bahan yang tipis membuatku semakin tak kuasa . Tapi tiba tiba lamunanku di kagetkan dengan pertanyaan Sinta " to, malem malem dingin kaya gini enaknya ngapain ya??"

Kemudian aku menghampirinya dan menjawab " Sinta maunya apa ?" "

"Kalau ada yang bisa aku Bantu, pasti aku bantu deh"."

Tanpa banyak basa basi wajah Sinta mendekati dan dia lantas menciumku.

Bermain main dengan lidahku, nampak sekali dia lebih berpengalaman dari pada aku,

Tidak puas dengan bibirku kemudian dia membuka resletingku, dia keluarkan batang kemaluanku yang sudah tegang.

Kemudian sambil tersenyum dia berkata " to, punya kamu besar, wah beruntung sekali cewek yang bakal jadi istri kamu "

Aku hanya terdiam sambil menikmati kocokan demi kocokan dari tengan lembut Sinta.

Kemudian aku terbelalak ketika kemaluanku di jilat dan di isap isap oleh mulut kecil Sinta.. lama kelamaan aku tak tahan menahan orgasme karena mulut Sinta sangat pandai menyedot dan menjilati batang penisku. Kemudian spermaku pun keluar di mulut Sinta.

Kemudian Sinta berkata dengan nada sedikit kesal

" To, kok cepet banget sih aku kan belum puas "

kemudian aku menjawab "Sory sint aku tadi belum ada persiapan sih, aku juga tadi pagi banyak tugas jadi staminaku dah habis duluan sebelum main sama kamu "

Kemudian aku bergegas ke kamar mandi untuk mencuci penisku. Kemudian Sinta menyusulku dan bergantian memakai kamar mandi.

Akupun kembali ke kamar.

kira pukul 23.30 Aku masih belum tidur seakan akan aku belum puas bermain dengan Sinta, aku pun gelisah dan semakin gelisah kemudian aku pun keluar kamar namun aku sempet kecewa ketika lampu kamar Sinta sudah di padamkan.

Tapi aku berusaha mendekat dan aku coba membuka pintunya yang ternyata tidak di kunci, kemudian aku menyalakan saklar lampu.

" Wah " aku kaget sekali ternyata Sinta sedang tiduran setengah telanjang sambil mengocok keluar masuk vibrator ke dalam vaginanya.

Aku pun segara menutup pintunya dan aku pun langsung menghampirinya dan aku buka bajunya yang ternyata sudah tanpa bra aku pun menjilat puting susunya yang berwarna merah muda, Aku sangat bersemangat. Sambil sesekali ku gesek gesekan jari ku ke vagina Sinta, vagina yang lebat dengan bulu halus itu aku coba menembusnya dengan jariku, perlahan lahan aku kocok keluar masuk, kemudian aku melorot ke bawah Sinta dan aku buka semua pakaianku selanjutnya aku berdiri di atas Sinta perlahan lahan aku masukkan penisku ke vagina Sinta. Aku kocok naik turun. Ketika sedang asyik asyik ML tiba tiba ada yang membuka pintu yang tanpa sengaja lupa tidak aku kunci karena tadi sangat bersemangat.

Rupanya yang datang adalah temen Sinta yang sering maen ke kost namanya Adel. Dia memang nggak kalah cantik dari Sinta Cuma bedanya wajah Sinta oval sedangkan wajah Adel bulat tapi mereka sama sama cantik.

Aku sempet bengong melihat situasi gawat darurat seperti ini, aku bingung harus ngomong apa.

Tapi tiba tiba Adel berteriak pelan " boleh gabung nggak "

Kemudian Sinta pun mempersilahkannya " santai saja del, ayo gabung ", kemudian Adel pun melucuti pakaiannya sendiri dan mengambil posisi,

Penisku tetap aku biarkan menancap di vagina Sinta dan jariku aku masukan ke vagina Adel mencoba menelusuri hutan lebat yang terasa lebih sempit dan aku jilat puting susunya. Permainan ini berakhir sampai jam 24.00

Akupun tertidur di kamar Sinta sampai pagi, wah andai saja temen temenku lagi nggak pada liburan semester pasti aku ajakin party sex nie.

Untuk selanjutnya aku menemukan berbagai pengalaman baru yang begitu fantastis bersama Sinta cs.

TAMAT

Permainan Truth Or Dare

ahhh..usia 17 tahun......usia saat kita sedang mulai menikmati awal sebuah kedewasaan , dan berbagai pengalaman tentangnya.

cerita ini berawal dari sebuah party teman gue di sebuah hang out place di bandung , sweet sventeen party.

ga usah dan ga bisa diceritain bagaimana fun dan asyiknya party ini, dance yg hotz and keren , minumannya , gamenya yg seru.

dan yang terpenting buat gue adalah ceweknya yang cantik sexy and evrything pokoknya......


gue punya tiga teman baik yg juga tadi datang sama sama ke pesta ini , gino , poppy , dan nina.

kita semua berkawan sejak sma kls satu , tai cuma sebatas teman dekat , tak ada yg kemudian pacaran diantara kita , we enjoy our friendship ( begitulah kira kira......)..dan enjoy disini mungkin sebaiknya ditulis sebagai "enjoy" ..hehehehehhehe

poppy dan nina bisa dibilang adalah super sexy girl ( klo ga berlebihan ) , poppy pernah menjadi finalis sebuah pemilhan covergirl majalah remaja dan nina pernah masuk jajaran newcomer model sebuah majalah pria terkenal.

bisa dipastikan jika kedua gadis cantik ini sering jadi object fantasy para pria yg melihatnya , bahkan termasuk gua yg bisa dibilang cukup dekat dengan mereka ( atau mungkin lebih tepatnya cukup "dekat" )


poppy terlihat cantik dengan rambut hitam panjangnya dan buah dada yg tak terlalu besar juga tak terlalu kecil ( nanggung tapi nafsuin ), dan malam ini dia terlihat sangat hotz dengan kaos putih ketat dan rok jeans yg lumayan mini . dan baru beberapa lama kemudian gue sadar klo dia ga pakai bra karena putingnya terlihat mencetak di kaos ketatnya.

nina tak kalah cantiknya , dengan buah dada yg lebih besar dari poppy , namun tetap prporsional. rambutnya juga panjang namun agak berombak dibanding poppy yg lurus, dan yg bikin gue kagum , nina bukan saja punya wjah cantik dan body aduhai , tapi juga otaknya yg cerdas , dia termasuk jajaran siswa paling pintar di sma....feww..siapa bilang org pintar harus jelek dengan kacamata setebal botol.

malam ini dia memakai swetar merah dengan V-neck ( yg menunjukan belahan dadanya dengan indah ..bikin penasaran )

dengan blue jeans warna pudar

malam itu kita semua benar benar menikmati pesta yg sangat asyik ini , kita sempat minum beberapa gelas dan berusaha untuk tidak sampai mabuk .

sayangnya teman gue gino terlalu kebanyakan minum , dia sudah kelihatan kepayahan banget .

khawatir dengan keadaan gino akhirnya kita semua memutuskan untuk pulang lebih awal, dan dengan mobil gue , kita bermaksud untuk mengantar gino terlebih dahulu yang rumahnya lebih dekat.

untungnya gino masih bisa berjalan ke dalam rumah meski mabuk , setelah memastikan gino baik baik saja , kita kemudian kembali bergerak dan awalnya kita akan mengantar poppy terlebih dahulu.

gue , poppy dan nina tidak terlalu mabuk , namun pengaruh ahkohol cukup terasa dan mempengaruhi pikiran kita bertiga , awalnya kita hanya ngobrol biasa saja , lalu berlanjut semakin nakal dan nakal saja.

diawali dengan ngobrol soal mantan kita masing2 , lalu berlanjut ke ngapaian aja dengan pacar kita , and terakhir bicara tentang the best sex experience ever......( malam dingin and semakin panas aja ...hehehehehe)

rumah poppy ternyata kosong , keluarga mereka sedang berlibur di puncak . otak mesum ku mulai bekerja kira kira bisa dimanfaatkan tidak ya situasi ini.....ternyata gue ga perlu berpikir keras , poppy dan nina mengajak ku masuk dan menantangku bermain sebuah permainan favorit kita semua...yap its truth or dare.......!!!!

bagi yg belum tahu , truth or dare adalah sebuah permainan tantangan , kita harus memilih antara truth atau dare ...jika kita memilih truth maka kita harus menjawab pertanyaan apapun , dan sepersonal apapun yg dajukan dengn jujur , dan jika dare , maka kita harus melakukan sesuatu yg diperintahkan...apapun itu!!!

ini bukan pertama kalinya gue bermain truth or dare bersama mereka , dan gue selalu antusias karena mereka selalu mempunyai dare yg gila gilaan dan memanjakan fantasy banget....welll......its gonna be fu*king great game....hehehehehe

Permainan dimulai , dan awalnya masih biasa biasa saja. secara bergiliran , gue , poppy dan vina saling beertanya pertanyaan pribadi ( truth ) .

lalu permainan mulai meningkat ke dare , dan dare pertama ini masih belum terlalu istimewa ...masih kecil kecilan.

dare pertama gue adalah french kiss dgn nina selama lima detik , dan dare pertama poppy adlah berciuman dengan nina , dan just the beginning , saling berciuman.

dan dare mulai memanas saat bagian nina , dare buat nina adalah berciuman dengan poppy . kali ini nina melakukannya dengan begitu erotis , ia memjamkan mata lalu mencium bibir poppy dengan panasnya , lidah mereka saling berpagut dan tangan nina mulai meremas buah dada poppy , sebenarnya mereka hanya harus berciuman skitar lima detik , namun mereka berciuman sangat lama , dan gue ga berniat mengingatkan mereka ( iya lah...gila apa.....asyik kayak gini juga...).

entah berapa menit mereka berciuman dan saling meremas buah dada ,sampai akhirnya melepaskan diri dan memulai permainan kembali.

giliran poppy sekarang , "truth or dare ...?" kita bertanya nyaris berbarengan.

poppy kelihatan berpikir sejenak , sampai ia memutuskan untuk dare.

gue dan poppy sedikit berunding sejenak , kira kira dare apa yg cocok buat poppy........setelah beberapa saat gue muncul ide

"pop...loe harus mandi di shower , dan disaksikan oleh kita berdua...." nina setuju dan poppy pun langsung setuju

dengan senyum menggoda , poppy mengajak gue dan nina ke kamar mandinya , di kamar mandi poppy menyalakan shower , merasakan airnya sejenak , lalu melangkah ke bawah shower tanpa melepas pakaiannya dulu.

gue tadinya mo protes karena bukan kayak gini yg ada di pikiran gue , namun saat air shower membasahi kaos putihnya dan membuatnya transparan , buah dadanya yg tak tertutup bra membuat gue langsung terdiam. malahan dia kelihatan lebih sexy seperti itu.

rambut hitam poppy yg basah membuat dia semakin kelihatan hot , butiran2 air di rambutnya jatuh mengalir di bahunya .

poppy menyapu rambutnya dengan jari bagai sebuah iklan shampoo , bajunya kian basah , ia sengaja menggoda dengan memejamkan mata dan merintih pelan penuh nuansa erotis.

gue ga bisa mengalihkan pandangan dari buah dadanya yg semakin tercetak jelas di kaosnya yg basah , saat ia membuka matanya menatap gue dengan pandangan nakal dan senyum menggoda.

dan dengan masih berdiri di bawah shower , dia bertanya ke gue..." truth or dare..?"

"dare!" jawab gue mantap.

poppy merespon jawabanm gue dengan menyingkap kaosnya , damn!!!......kini buah dadanya yg indah terbuka tanpa penghalang apalagi air yg membasahinya ditambah efek cahaya lampu kamar mandi ini , membuat buah dada poppy berkilat menggiurkan.

poppy menatap gue dan vina bergantian dengan pandangan nakal , lalu kembali menatapku dan berkata,

"ayo sini..masuk...."

sebelum gue masuk ke shower , aku sempat menoleh ke nina , dan terlihat diapun sudah mulai terangsang , ia meremas remas sendiri buah dadanya.

sensasi air hangat menerpaku saat melangkah ke bawah shower , bajuku basah dengan sekejap , namun semua itu tak aku pedulikan saat poppy tersenyum menggoda di hadapan gue.

poppy mulai bergerak menari dengan erotisnya di depan gue , dibawah shower.

pinggulnya bergoyang ke kiri dan kekanan , terkadang ia menyapu kepalanya dengan gerakan erotis , lalu perlahan ia membuka kaosnya , hingga kini ia hanya memakai rok mininya saja.

gue benar benar terpana melihatnya dan hanya tertegun seperti orang tolol , poppy lalu melingkarkan tangannya di leherku dan menarik kepalaku , hingga bibir kita saling bertemu.

gue dan poppy saling berciuman dengan panasnya , sambil terus berciuman , tangan poppy turun ke bawah dan mulai melepaskan ikat pinggang celana gue , lidahnya terus bermain main di mulutku saat tangannya sibuk melepaskan celanaku.

sleting celana gue mulai diturunkan poppy seiring dengan turun juga ciumannya menelusuri leher dan dadaku.

dan sambil mengelus penisku yg masih tertutup , ciuamnnya makin turun ke bawah, dan aku hanya boleh memandanginya saja .

kini posisi poppy sudah berlutut di hadapanku , ia lalu menurunkan celanaku termasuk dalamnya , membuat penisku seolah meloncat keluar , senyum poppy semakin lebar sambil memainkan penisku bagai mainan.

air shower masih terus membasahi gue dan poppy .

poppy masih menggenggam dan memijit pelan penisku , sesekali dia menjilatinya lalu menatapku dengan nakal.

damn....!!! gadis ini tahu banget bagaimana bikin seorang pria tak berkutik , apalagi saat perlahan mulutnya meraih penisku dan menjilati kepalanya ....damn.....!!!! hampir saja gue ga bisa menahan diri.

gue kemudian teringat dengan nina , dan ternyata dia sedang duduk di toilet dengan celananya sudah turun di tumitnya , ia sedang bermain main dengan clitorisnya sendiri , sedangkan tangan satunya ada dibalik sweaternya meremas remas buah dadanya.

dia terlihat sangat "panas" meski bermain sendiri , dan gue bisa melihat kalau Cd-nya mulai basah saat menyaksikan poppy mengulum penis gue.

"truth or dare...?" aku berteriak pada nina , dan ia terlihat agak terkejut. ia hanya menatapku seperti orang bingung , maka aku pun mengulang pertanyaanku...

"truth..or..dare...?"

sambil tetap bermain main dengan dirinya sendiri , ia menjawab "dare!!!". nina rupanya verharap ia juga bisa ikut bergabung dengan gue dan poppy.

gue pun mengajak nina bergabung dan menjelaskan apa yang gue ingin dia lakukan , dan kelihatannya ia setuju setuju saja.

nina melepas dulu celananya sebelum bergabung , ia kemudian mengambil posisi di belakang poppy yg masih asyik mengulum penisku , nina lalu mernagkul poppy dan meremas buah dada poppy dari belakang sambil menciumi tengkuk poppy.

sensasi itu sempat poppy mengerang penuh kenikmatan untuk beberapa saat.

poppy kembali mengulum penis gue selagi buah dadanya diremas nina , suasana erotis memenuhi tiap sudut kamar mandi.

jemari nina menelusur turun di tubuh poppy dan tiba di balik rok mini gadis itu.

nina menyingkap rok mini poppy hingga ia leluasa memainkan clitris poppy.

"mmmmmmm" poppy bergumam saat lidahnya berputar liar di penis gue.

tiba tiba poppy melepas kulumannya dan berbalik pada nina sambil berbisik

"gantian..." katanya sambil mematikan air shower.

kini gliran nina yg bermain main dengan penis gue , tak butuh waktu lama untuknya sampai ia mengulum penisku begitu dalam.

oohh.....damn....!!!! buat gue permainan ini membuatku berasa di surga bersama para bidadari cantik.

poppy melepas sweater nina berikut bra nya , poppy kemudian mengambil posisi di bawah nina , dan mulai menjilati puting susu nina.

nina kelihatannya tak bisa menahan diri lagi saat tangan poppy memainkan clitorisnya sambil menjilati putingnya ,

nina melepaskan kulumannya dari penis gue , dan mengerang menikmati sensasi erotis itu , namun tangannya masih menggengam penis gue.

"aaaahhhhhh..........."

ternyata nina telah orgasme , dan dia kelihatan semakin cantik dibuatnya , semakin membaut nafsu , apalagi genggamannya kian erat di penis gue , sejenak merasakan orgasme , nina lalu mengangkat kepala poppy , dan mereka kembali berciuman dengan panasnya , lidah saling berpagutan dan berkait , saling menyapu dari mulut ke mulut , nina terus merintih dan mengerang sambil tangannya mengocok penis gue.

Dan akhirnya gue pun sampai pada puncaknya , sperma gue kemudian menyembur membasahi poppy.

sebagian membasahi rambutnya , sebagian mendarat di wajahnya , namun banyaknya tersembur di dadanya.

poppy meratakan sperma yg membasahi dadanya ke seluruh tubuh , untuk kemudian ia membersihkan sisa sperma di penisku dengan menjilatinya.

nina mejilati wajah poppy , membersihkan sperma yg bersisa di wajah manis poppy , kedua gadis itu sempat berciuman kembali bberapa saat sampai kemudian nina melanjutkan sapuan lidahnya ke eluruh tubuh poppy.

permainan berhenti beberapa saat , saat kita semua melepaskan seluruh pakaian yang melekat di tubuh masing masing.
kini gue , poppy dan nina sudah benar benar telanjang bulat .

dan permainan masih akan terus berlanjut saat nina dengan mantap berseru

"TRUTH...OR DARE...?"

ooo.....malam masih panjang.........dan its gonna be night i will not forget ever.

END

America vs Indonesia

Nama saya Dikky, saya berumur 28 tahun, baru 3 (tiga) bulan bekerja di suatu perusahaan asing di Jakarta, atasan saya Mr. Richard Handerson, berasal dari Amerika, kira-kira berumur 40 tahun. Dalam waktu singkat Rich demikian teman-teman di kantor suka memanggilnya, telah sangat akrab dengan saya, karena kebetulan kami mempunyai hobi yang sama yaitu bermain golf. Perusahaan tempat kami bekerja adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang advertising. Menurut cerita-cerita teman-teman istri Richard, yang berasal dari Amerika juga, sangat cantik dan badannya sangat seksi, seperti bintang film Hollywood . Aku sendiri belum pernah bertemu secara langsung dengan istri Richard, hanya melihat fotonya yang terletak di meja kerja Richard. Suatu hari saya memasang foto saya berdua denga Nina istri saya, yang berasal dari Bandung dan berumur 26 tahun, di meja kerja saya. Pada waktu Richard melihat foto itu, secara spontan dia memuji kecantikan Nina dan sejak saat itu pula saya mengamati kalau Richard sering melirik ke foto itu, apabila kebetulan dia datang ke ruang kerja saya.

Suatu hari Richard mengundang saya untuk makan malam di rumahnya, katanya untuk membahas suatu proyek, sekaligus untuk lebih mengenal istri masing-masing.

"Dik, nanti malam datang ke rumah ya, ajak istrimu Nina juga, sekalian makan malam".
"Lho, ada acara apa boss?", kataku sok akrab.
"Ada proyek yg harus diomongin, sekalian biar istri saling kenal gitu".
"Okelah!", kataku.

Sesampainya di rumah, undangan itu aku sampaikan ke Nina. Pada mulanya Nina agak segan juga untuk pergi, karena menurutnya nanti agak susah untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan mereka. Akan tetapi setelah kuyakinkan bahwa Richard dan Istrinya sangat lancar berbahasa Indonesia, akhirnya Nina mau juga pergi.

"Ada apa sih Mas, kok mereka ngadain dinner segala?".
"Tau, katanya sih, ada proyek apa...., yang mau didiskusikan" .
"Oooo..., gitu ya", sambil tersenyum. Melihat dia tersenyum aku segera mencubit pipinya dengan gemas. Kalau melihat Nina, selalu gairahku timbul, soalnya dia itu seksi sekali. Rambutnya terurai panjang, dia selalu senam so..., punya tubuh ideal, dan ukurannya itu 34B yang padat kencang.

Pukul 19.30 kami sudah berada di apartemen Richard yang terletak di daerah Jl. Gatot Subroto. Aku mengenakan kemeja batik, sementara Nina memakai stelan rok dan kemeja sutera. Rambutnya dibiarkan tergerai tanpa hiasan apapun. Sesampai di Apertemen no.1009, aku segera menekan bel yang berada di depan pintu. Begitu pintu terbuka, terlihat seorang wanita bule berumur kira-kiar 32 tahun, yang sangat cantik, dengan tinggi sedang dan berbadan langsing, yang dengan suara medok menegur kami.

"Oh Dikky dan Nina yah?,silakan. .., masuk..., silakan duduk ya!, saya Lillian istrinya Richard".

Ternyata Lillian badannya sangat bagus, tinggi langsing, rambut panjang, dan lebih manis dibandingkan dengan fotonya di ruang kerja Richard. Dengan agak tergagap, aku menyapanya.

"Hallo Mam..., kenalin, ini Nina istriku".

Setelah Nina berkenalan dengan Lillian, ia diajak untuk masuk ke dapur untuk menyiapkan makan malam, sementara Richard mengajakku ke teras balkon apartemennya.

"Gini lho Dik..., bulan depan akan ada proyek untuk mengerjakan iklan.., ini..., ini..., dsb. Berani nggak kamu ngerjakan iklan itu".
"Kenapa nggak, rasanya perlengkapan kita cukup lengkap, tim kerja di kantor semua tenaga terlatih, ngeliat waktunya juga cukup. Berani!".

Aku excited sekali, baru kali itu diserahi tugas untuk mengkordinir pembuatan iklan skala besar.

Senyum Richard segera mengembang, kemudian ia berdiri merapat ke sebelahku.
"Eh Dik..., gimana Lillian menurut penilaian kamu?", sambil bisik-bisik.
"Ya..., amat cantik, seperti bintang film", kataku dengan polos.
"Seksi nggak?".
"Lha..., ya..., jelas dong".
"Umpama..., ini umpama saja loooo..., kalo nanti aku pinjem istrimu dan aku pinjemin Lillian untuk kamu gimana?".

Mendenger permintaan seperti itu terus terang aku sangat kaget dan bingung, perasanku sangat shock dan tergoncang. Rasanya kok aneh sekali gitu. Sambil masih tersenyum-senyum, Richard melanjutkan, "Nggak ada paksaan kok, aku jamin Nina dan Lillian pasti suka, soalnya nanti..., udah deh pokoknya kalau kau setuju..., selanjutnya serahkan pada saya..., aman kok!".

Membayangkan tampang dan badan Lillian aku menjadi terangsang juga. Pikirku kapan lagi aku bisa menunggangi kuda putih? Paling-paling selama ini hanya bisa membayangkan saja pada saat menonton blue film. Tapi dilain pihak kalau membayangkan Nina dikerjain si bule ini, yang pasti punya senjata yang besar, rasanya kok tidak tega juga. Tapi sebelum saya bisa menentukan sikap, Richard telah melanjutkan dengan pertanyaan lagi, "Ngomong-ngomong Nina sukanya kalo making love style-nya gimana sih?".

Tanpa aku sempat berpikir lagi, mulutku sudah ngomong duluan, "Dia tidak suka style yang aneh-aneh, maklum saja gadis pingitan dan pemalu, tapi kalau vaginanya dijilatin, maka dia akan sangat terangsang!" .

"Wow..., aku justru pengin sekali mencium dan menjilati bagian vagina, ada bau khas wanita terpancar dari situ..., itu membuat saya sangat terangsang!" , kata Richard.
"Kalau Lillian sangat suka main di atas, doggy style dan yang jelas suka blow-job" lanjutnya.

Mendengar itu aku menjadi bernafsu juga, belum-belum sudah terasa ngilu di bagian bawahku membayangkan senjataku diisap mulut mungil Lillian itu.
Kemudian lanjut Richard meyakinkanku, "Oke deh..., enjoy aja nanti, biar aku yang atur. Ngomong-ngomong my wife udah tau rencana ini kok, dia itu orangnya selalu terbuka dalam soal seks..., jadi setuju aja".

"Nanti minuman Nina aku kasih bubuk penghangat sedikit, biar dia agak lebih berani..., Oke..., yaa!", saya agak terkejut juga, apakah Richard akan memberikan obat perangsang dan memperkosa Rina? Wah kalau begitu tidak rela aku. Aku setuju asal Rina mendapat kepuasan juga. Melihat mimik mukaku yang ragu-ragu itu, Richard cepat-cepat menambahkan, "Bukan obat bius atau ineks kok. Cuma pembangkit gairah aja", kemudian dia menjelaskan selanjutnya, "Oke, nanti kamu duduk di sebelah Lillian ya, Nina di sampingku".

Selanjutnya acara makan malam berjalan lancar. Juga rencana Richard. Setelah makan malam selesai kelihatannya bubuk itu mulai bereaksi. Rina kelihatan agak gelisah, pada dahinya timbul keringat halus, duduknya kelihatan tidak tenang, soalnya kalau nafsunya lagi besar, dia agak gelisah dan keringatnya lebih banyak keluar. Melihat tanda-tanda itu, Richard mengedipkan matanya pada saya dan berkata pada Nina, "Nin..., mari duduk di depan TV saja, lebih dingin di sana!", dan tampa menunggu jawaban Nina, Richard segera berdiri, menarik kursi Nina dan menggandengnya ke depan TV 29 inchi yang terletak di ruang tengah. Aku ingin mengikuti mereka tapi Lillian segera memegang tanganku. "Dik, diliat aja dulu dari sini, ntar kita juga akan bergabung dengan mereka kok". Memang dari ruang makan kami dapat dengan jelas menyaksikan tangan Richard mulai bergerilya di pundak dan punggung Nina, memijit-mijit dan mengusap-usap halus. Sementara Nina kelihatan makin gelisah saja, badannya terlihat sedikit menggeliat dan dari mulutnya terdengar desahan setiap kali tangan Richard yang berdiri di belakangnya menyentuh dan memijit pundaknya.

Lillian kemudian menarikku ke kursi panjang yang terletak di ruang makan. Dari kursi panjang tersebut, dapat terlihat langsung seluruh aktivitas yang terjadi di ruang tengah, kami kemudian duduk di kursi panjang tersebut. Terlihat tindakan Richard semakin berani, dari belakang tangannya dengan trampil mulai melepaskan kancing kemeja batik Nina hingga kancing terakhir. BH Nina segera menyembul, menyembunyikan dua bukit mungil kebanggaanku dibalik balutannya. Kelihatan mata Nina terpejam, badannya terlihat lunglai lemas, aku menduga-duga, "Apakah Nina telah diberi obat tidur, atau obat perangsang oleh Richard?, atau apakah Nina pingsan atau sedang terbuai menikmati permainan tangan Richard?". Nina tampaknya pasrah seakan-akan tidak menyadari keadaan sekitarnya. Timbul juga perasaan cemburu berbarengan dengan gairah menerpaku, melihat Nina seakan-akan menyambut setiap belaian dan usapan Richard dikulitnya dan ciuman nafsu Richardpun disambutnya dengan gairah.

Melihat apa yang tengah diperbuat oleh si bule terhadap istriku, maka karena merasa kepalang tanggung, aku juga tidak mau rugi, segera kualihkan perhatianku pada istri Richard yang sedang duduk di sampingku. Niat untuk merasakan kuda putih segera akan terwujud dan tanganku pun segera menyelusup ke dalam rok Lillian, terasa bukit kemaluannya sudah basah, mungkin juga telah muncul gairahnya melihat suaminya sedang mengerjai wanita mungil. Dengan perlahan jemariku mulai membuka pintu masuk ke lorong kewanitaannya, dengan lembut jari tengahku menekan clitorisnya. Desahan lembut keluar dari mulut Lillian yang mungil itu, "aahh..., aaghh..., aagghh", tubuhnya mengejang, sementara tangannya meremas-remas payudaranya sendiri.

Sementara itu di ruang sebelah, Richard telah meningkatkan aksinya terhadap Nina, terlihat Nina telah dibuat polos oleh Richard dan terbaring lunglai di sofa. Badan Nina yang ramping mulus dengan buah dadanya tidak terlalu besar, tetapi padat berisi, perutnya yang rata dan kedua bongkahan pantatnya yang terlihat mulus menggairahkan serta gundukan kecil yang membukit yang ditutupi oleh rambut-rambut halus yang terletak diantara kedua paha atasnya terbuka dengan jelas seakan-akan siap menerima serangan-serangan selanjutnya dari Richard. Kemudian Richard menarik Nina berdiri, dengan Richard tetap di belakangnya, kedua tangan Richard menjelajahi seluruh lekuk dan ngarai istriku itu. Aku sempat melihat ekspresi wajah Nina, yang dengan matanya yang setengah terpejam dan dahinya agak berkerut seakan-akan sedang menahan suatu kenyerian yang melanda seluruh tubuhnya dengan mulutnya yang mungil setengah terbuka, menunjukan Nina menikmati benar permainan dari Richard terhadap badannya itu, apalagi ketika jemari Richard berada di semak-semak kewanitaannya, sementara tangan lain Richard meremas-remas puting susunya, terlihat seluruh badan Nina yang bersandar lemas pada badan Richard, bergetar dengan hebat.

Saat itu juga tangan Lillian telah membuka zipper celana panjangku, dan bagaikan orang kelaparan terus berusaha melepas celanaku tersebut. Untuk memudahkan aksinya aku berdiri di hadapannya, dengan melepaskan bajuku sendiri. Setelah Lillian selesai dengan celanaku, gilirannya dia kutelanjangi. Wow..., kulit badannya mulus seputih susu, payudaranya padat dan kencang, dengan putingnya yang berwarna coklat muda telah mengeras, yang terlihat telah mencuat ke depan dengan kencang. Aku menyadari, kalau diadu besarnya senjataku dengan Richard, tentu aku kalah jauh dan kalau aku langsung main tusuk saja, tentu Lillian tidak akan merasa puas, jadi cara permainanku harus memakai teknik yang lain dari lain. Maka sebagai permulaan kutelusuri dadanya, turun ke perutnya yang rata hingga tiba di lembah diantara kedua pahanya mulus dan mulai menjilat-jilat bibir kemaluannya dengan lidahku.

Kududukkan Lillian kembali di sofa, dengan kedua kakinya berada di pundakku. Sasaranku adalah vaginanya yang telah basah. Lidahku segera menari-nari di permukaan dan di dalam lubang vaginanya. Menjilati clitorisnya dan mempermainkannya sesekali. Kontan saja Lillian berteriak-teriak keenakan dengan suara keras, " Oooohh..., oooooohh..., ssssssshh... , ssssssssshh" . Sementara tangannya menekan mukaku ke vaginanya dan tubuhnya menggeliat-geliat. Tanganku terus melakukan gerakan meremas-remas di sekitar payudaranya. Pada saat bersamaan suara Nina terdengar di telingaku saat ia mendesah-desah, "Oooh..., aaggghh!", diikuti dengan suara seperti orang berdecak-decak. Tak tahu apa yang diperbuat Richard pada istriku, sehingga dia bisa berdesah seperti itu. Nina sekarang telah telentang di atas sofa, dengan kedua kakinya terjulur ke lantai dan Richard sedang berjongkok diantara kedua paha Nina yang sudah terpentang dengan lebar, kepalanya terbenam diantara kedua paha Nina yang mulus. Bisa kubayangkan mulut dan lidah Richard sedang mengaduk-aduk kemaluan Nina yang mungil itu. Terlihat badan Nina menggeliat-geliat dan kedua tangannya mencengkeram rambut Richard dengan kuat.

Aku sendiri makin sibuk menjilati vagina Lillian yang badannya terus menggerinjal- gerinjal keenakan dan dari mulutnya terdengar erangan, "Ahh..., yaa..., yaa..., jilatin..., Ummhh". Desahan-desahan nafsu yang semakin menegangkan otot-otot penisku. "Aahh..., Dik..., akuuu..., aakkuu..., ooooohh..., hh!", dengan sekali hentakan keras pinggul Lillian menekan ke mukaku, kedua pahanya menjepit kepalaku dengan kuat dan tubuhnya menegang terguncang-guncang dengan hebat dan diikuti dengan cairan hangat yang merembes di dinding vaginanya pun semakin deras, saat ia mencapai organsme. Tubuhnya yang telah basah oleh keringat tergolek lemas penuh kepuasan di sofa. Tangannya mengusap-usap lembut dadaku yang juga penuh keringat, dengan tatapan yang sayu mengundangku untuk bertindak lebih jauh.

Ketika aku menengok ke arah Richard dan istriku, rupanya mereka telah berganti posisi. Nina kini telentang di sofa dengan kedua kakinya terlihat menjulur di lantai dan pantatnya terletak pada tepi sofa, punggung Nina bersandar pada sandaran sofa, sehingga dia bisa melihat dengan jelas bagian bawah tubuhnya yang sedang menjadi sasaran tembak Richard. Richard mengambil posisi berjongkok di lantai diantara kedua paha Nina yang telah terpentang lebar. Aku merasa sangat terkejut juga melihat senjata Richard yang terletak diantara kedua pahanya yang berbulu pirang itu, penisnya terlihat sangat besar kurang lebih panjangnya 20 cm dengan lingkaran yang kurang lebih 6 cm dan pada bagian kepala penisnya membulat besar bagaikan topi baja tentara saja.

Terlihat Richard memegang penis raksasanya itu, serta di usap-usapkannya di belahan bibir kemaluan Nina yang sudah sedikit terbuka, terlihat Nina dengan mata yang terbelalak melihat ke arah senjata Richard yang dahsyat itu, sedang menempel pada bibir vaginanya. Kedua tangan Nina kelihatan mencoba menahan badan Richard dan badan Nina terlihat agak melengkung, pantatnya dicoba ditarik ke atas untuk mengurangi tekanan penis raksasa Richard pada bibir vaginanya, akan tetapi dengan tangan kanannya tetap menahan pantat Nina dan tangan kirinya tetap menuntun penisnya agar tetap berada pada bibir kemaluan Nina, sambil mencium telinga kiri Nina, terdengar Richard berkata perlahan, "Niiinnn..., maaf yaa..., saya mau masukkan sekarang..., boleh?", terlihat kepala Nini hanya menggeleng-geleng kekiri kekanan saja, entah apa yang mau dikatakannya, dengan pandangannya yang sayu menatap ke arah kemaluannya yang sedang didesak oleh penis raksasa Richard itu dan mulutnya terkatup rapat seakan-akan menahan kengiluan.

Richard, tanpa menunggu lebih lama lagi, segera menekan penisnya ke dalam lubang vagina Nina yang telah basah itu, biarpun kedua tangan Nina tetap mencoba menahan tekanan badan Richard. Mungkin, entah karena tusukan penis Richard yang terlalu cepat atau karena ukuran penisnya yang over size, langsung saja Nina berteriak kecil, "Aduuuuuh... , pelan-pelan. .., sakit nih", terdengar keluhan dari mulutnya dengan wajah yang agak meringis, mungkin menahan rasa kesakitan. Kedua kaki Nina yang mengangkang itu terlihat menggelinjang. Kepala penis Richard yang besar itu telah terbenam sebagian di dalam kemaluan Nina, kedua bibir kemaluannya menjepit dengan erat kepala penis Richard, sehingga belahan kemaluan Nina terlihat terkuak membungkus dengan ketat kepala penis Richard itu. Kedua bibir kemaluan Nina tertekan masuk begitu juga clitoris Nina turut tertarik ke dalam akibat besarnya kemaluan Richard.

Richard menghentikan tekanan penisnya, sambil mulutnya mengguman, "Maaf..., Nin..., saya sudah menyakitimu. .., maaf yaa..., Niin!".
"aagghh..., jangan teeeerrlalu diiipaksakan. .., yaahh..., saayaa meerasa..., aakan..., terbelah..., niiiih..., sakiiiitttt. .., jangan..., diiiterusiinn" .
Nina mencoba menjawab dengan badannya terus menggeliat-geliat, sambil merangkulkan kedua tangannya di pungung Richard.

"Niiiinn..., saya mau masukkan lagi..., yaa..., dan tolong katakan yaa..., kalau Nina masih merasa sakit", sahut Richard dan tanpa menunggu jawaban Nina, segera saja Richard melanjutkan penyelaman penisnya ke dalam lubang vagina Nina yang tertunda itu, tetapi sekarang dilakukannya dengan lebih pelan pelan.

Ketika kepala penisnya telah terbenam seluruhnya di dalam lubang kemaluan Nina, terlihat muka Nina meringis, tetapi sekarang tidak terdengar keluhan dari mulutnya lagi hanya kedua bibirnya terkatup erat dengan bibir bawahnya terlihat menggetar.

Terdengar Richard bertanya lagi, "Niiiinnn... , sakit..., yaa?", Nina hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, sambil kedua tangannya meremas bahu Richard dan Richard segera kembali menekan penisnya lebih dalam, masuk ke dalam lubang kemaluan Nina.

Secara pelahan-lahan tapi pasti, penis raksasa itu menguak dan menerobos masuk ke dalam sarangnya. Ketika penis Richard telah terbenam hampir setengah di dalam lubang vagina Nina, terlihat Nina telah pasrah saja dan sekarang kedua tangannya tidak lagi menolak badan Richard, akan tetapi sekarang kedua tangannya mencengkeram dengan kuat pada tepi sofa. Richard menekan lebih dalam lagi, kembali terlihat wajah Nina meringis menahan sakit dan nikmat, kedua pahanya terlihat menggeletar, tetapi karena Nina tidak mengeluh maka Richard meneruskan saja tusukan penisnya dan tiba-tiba saja, "Bleeees", Richard menekan seluruh berat badannya dan pantatnya menghentak dengan kuat ke depan memepetin pinggul Nina rapat-rapat pada sofa.

Pada saat yang bersamaan terdengar keluhan panjang dari mulut Nina, "Aduuuuh", sambil kedua tangannya mencengkeram tepi sofa dengan kuat dan badannya melengkung ke depan serta kedua kakinya terangkat ke atas menahan tekanan penis Richard di dalam kemaluannya. Richard mendiamkan penisnya terbenam di dalam lubang vagina Nina sejenak, agar tidak menambah sakit Nina sambil bertanya lagi, "Niinnn..., sakit..., yaa? Tahan dikit yaa, sebentar lagi akan terasa nikmat!", Nina dengan mata terpejam hanya menggelengkan kepalanya sedikit seraya mendesah panjang, "aaggggghh.. ., kit!", lalu Richard mencium wajah Nina dan melumat bibirnya dengan ganas. Terlihat pantat Richard bergerak dengan cepat naik turun, sambil badannya mendekap tubuh mungil Nina dalam pelukannya.

Tak selang lama kemudian terlihat badan Nina bergetar dengan hebat dari mulutnya terdengar keluhan panjang, "Aaduuuuh... , oooohh..., sssssssshh.. ., ssssshh", kedua kaki Nina bergetar dengan hebat, melingkar dengan ketat pada pantat Richard, Nina mengalami orgasme yang hebat dan berkepanjangan. Selang sesaat badan Nina terkulai lemas dengan kedua kakinya tetap melingkar pada pantat Richard yang masih tetap berayun-ayun itu.

aah, suatu pemandangan yang sangat erotis sekali, suatu pertarungan yang diam-diam yang diikuti oleh penaklukan disatu pihak dan penyerahan total dilain pihak.

"Dik..., ayo aku mau kamu", suara Lillian penuh gairah di telingaku. Kuletakkan kaki Lillian sama dengan posisi tadi, hanya saja kini senjataku yang akan masuk ke vaginanya. Duh, rasanya kemaluan Lillian masih rapet saja, aku merasakan adanya jepitan dari dinding vagina Lillian pada saat rudalku hendak menerobos masuk.

"Lill..., kok masih rapet yahh". Maka dengan sedikit tenaga kuserudukkan saja rudalku itu menerobos liang vaginanya. "Aaggghh", mata Lillian terpejam, sementara bibirnya digigit. Tapi ekspresi yang terpancar adalah ekspresi kepuasan. Aku mulai mendorong-dorongkan penisku dengan gerakan keluar masuk di liang vaginanya. Diiringi erangan dan desahan Lillian setiap aku menyodokkan penisku, melihat itu aku semakin bersemangat dan makin kupercepat gerakan itu. Bisa kurasakan bahwa liang kemaluannya semakin licin oleh pelumas vaginanya.

"Ahh..., ahh", Lillian makin keras teriakannya.
"Ayo Dik..., terus".
"Enakkk..., eeemm..., mm!".

Tubuhnya sekali lagi mengejang, diiringi leguhan panjang, "Uuhh...hh.. ..." "Lill..., boleh di dalam..., yaah", aku perlu bertanya pada dia, mengingat aku bisa saja sewaktu-waktu keluar.

Kaki Lillian kemudian menjepit pinggangku dengan erat, sementara aku semakin mempercepat gerakan sodokan penisku di dalam lubang kemaluannya. Lillian juga menikmati remasan tanganku di buah dadanya.

"Nih..., Lill..., terima yaa".

Dengan satu sodokan keras, aku dorong pinggulku kuat-kuat, sambil kedua tanganku memeluk badan Lillian dengan erat dan penisku terbenam seluruhnya di dalam lubang kemaluannya dan saat bersamaan cairan maniku menyembur keluar dengan deras di dalam lubang vagina Lillian. Badanku tehentak-hentak merasakan kenikmatan orgasme di atas badan Lillian, sementara cairan hangat maniku masih terus memenuhi rongga vagina Lillian, tiba-tiba badan Lillian bergetar dengan hebat dan kedua pahanya menjepit dengan kuat pinggul saya diikuti keluhan panjang keluar dari mulutnya, "?aagghh..., hhm!", saat bersamaan Lillian juga mengalami orgasme dengan dahsyat.

Setelah melewati suatu fase kenikmatan yang hebat, kami berdua terkulai lemas dengan masih berpelukan erat satu sama lain. Dari pancaran sinar mata kami, terlihat suatu perasaan nikmat dan puas akan apa yang baru kami alami. Aku kemudian mencabut senjataku yang masih berlepotan dan mendekatkannya ke muka Lillian. Dengan isyarat agar ia menjilati senjataku hingga bersih. Ia pun menurut. Lidahnya yang hangat menjilati penisku hingga bersih. "Ahh..". Dengan kepuasan yang tiada taranya aku merebahkan diri di samping Lillian.

Kini kami menyaksikan bagaimana Richard sedang mempermainkan Nina, yang terlihat tubuh mungilnya telah lemas tak berdaya dikerjain Richard, yang terlihat masih tetap perkasa saja. Gerakan Richard terlihat mulai sangat kasar, hilang sudah lemah lembut yang pernah dia perlihatkan. Mulai saat ini Richard mengerjai Nina dengan sangat brutal dan kasar. Nina benar-benar dipergunakan sebagai objek seks-nya. Saya sangat takut kalau-kalau Richard menyakiti Nina, tetapi dilihat dari ekspressi muka dan gerakan Nina ternyata tidak terlihat tanda-tanda penolakan dari pihak Nina atas apa yang dilakukan oleh Richard terhadapnya.

Richard mencabut penisnya, kemudian dia duduk di sofa dan menarik Nina berjongkok diantara kedua kakinya, kepala Nina ditariknya ke arah perutnya dan memasukkan penisnya ke dalam mulut Nina sambil memegang belakang kepala Nina, dia membantu kepala Nina bergerak ke depan ke belakang, sehingga penisnya terkocok di dalam mulut Nina. Kelihatan Nina telah lemas dan pasrah, sehingga hanya bisa menuruti apa yang diingini oleh Richard, hal ini dilakukan Richard kurang lebih 5 menit lamanya.

Richard kemudian berdiri dan mengangkat Nina, sambil berdiri Richard memeluk badan Nina erat-erat. Kelihatan tubuh Nina terkulai lemas dalam pelukan Richard yang ketat itu. Tubuh Nina digendong sambil kedua kaki Nina melingkar pada perut Richard dan langsung Richard memasukkan penisnya ke dalam kemaluan Nina. Ini dilakukannya sambil berdiri. Badan Nina terlihat tersentak ke atas ketika penis raksasa Richard menerobos masuk ke dalam lubang kemaluannya dari mulutnya terdengar keluhan, "aagghh!", Nina terlihat seperti anak kecil dalam gendongan Richard. Kaki Nina terlihat merangkul pinggang Richard, sedangkan berat badannya disanggah oleh penis Richard. Richard berusaha memompa sambil berdiri dan sekaligus mencium Nina. Pantat Nina terlihat merekah dan tiba-tiba Richard memasukkan jarinya ke lubang pantat Nina. "Ooooohh!". Mendapat serangan yang demikian serunya dari Richard, badan Nina terlihat menggeliat-geliat dalam gendongan Richard. Suatu pemandangan yang sangat seksi.

Ketika Richard merasa capai, Nina diturunkan dan Richard duduk pada sofa. Nina diangkat dan didudukan pada pangkuannya dengan kedua kaki Nina terkangkang di samping paha Richard dan Richard memasukkan penisnya ke dalam lubang kemaluan Nina dari bawah. Dari ruang sebelah saya bisa melihat penis raksasa Richard memaksa masuk ke dalam lubang kemaluan Nina yang kecil dan ketat itu. Vaginanya menjadi sangat lebar dan penis Richard menyentuh paha Nina. Kedua tangan Richard memegang pinggang Nina dan membantu Nina memompa penis Richard secara teratur, setiap kali penis Richard masuk, terlihat vaginanya ikut masuk ke dalam dan cairan putih terbentuk di pinggir bibir vaginanya. Ketika penisnya keluar, terlihat vaginanya mengembang dan menjepit penis Richard. Mereka melakukan posisi ini cukup lama.

Kemudian Richard mendorong Nina tertelungkup pada sofa dengan pantat Nina agak menungging ke atas dan kedua lututnya bertumpu di lantai. Richard akan bermain doggy style. Ini sebenarnya adalah posisi yang paling disukai oleh Nina. Dari belakang pantat Nina, Richard menempatkan penisnya diantara belahan pantat Nina dan mendorong penisnya masuk ke dalam lubang vagina Nina dari belakang dengan sangat keras dan dalam, semua penisnya amblas ke dalam vagina Nina. Jari jempol tangan kiri Richard dimasukkan ke dalam lubang pantat. Nina setengah berteriak, "aagghh!", badannya meliuk-liuk mendapat serangan Richard yang dahsyat itu. Badan Nina dicoba ditarik ke depan, tapi Richard tidak mau melepaskan, penisnya tetap bersarang dalam lubang kemaluan Nina dan mengikuti arah badan Nina bergerak.

Nina benar-benar dalam keadaan yang sangat nikmat, desahan sudah berubah menjadi erangan dan erangan sudah berubah menjadi teriakan, "Ooooooohhmm. .., aaduhh!". Richard mencapai payudara Nina dan mulai meremas-remasnya. Tak lama kemudian badan Nina bergetar lagi, kedua tangannya mencengkeram dengan kuat pada sofa, dari mulutnya terdengar, "Aahh..., aahh..., ssssshh..., sssssshh!". Nina mencapai orgasme lagi, saat bersamaan Richard mendorong habis pantatnya sehingga pinggulnya menempel ketat pada bongkahan pantat Nina, penisnya terbenam seluruhnya ke dalam kemaluan Nina dari belakang. Sementara badan Nina bergetar-getar dalam orgasmenya, Richard sambil tetap menekan rapat-rapat penisnya ke dalam lubang kemaluan Nina, pinggulnya membuat gerakan-gerakan memutar sehingga penisnya yang berada di dalam lubang vagina Nina ikut berputar-putar mengebor liang vagina Nina sampai ke sudut-sudutnya.

Setelah badan Nina agak tenang, Richard mencabut penisnya dan menjilat vagina Nina dari belakang. Vagina Nina dibersihkan oleh lidah Richard. Kemudian badan Nina dibalikkannya dan direbahkan di sofa. Richard memasukkan penisnya dari atas, sekarang tangan Nina ikut aktif membantu memasukkan penis Richard ke vaginanya. Kaki Nina diangkat dan dilingkarkan ke pinggang Richard. Richard terus menerus memompa vagina Nina. Badan Nina yang langsing tenggelam ditutupi oleh badan Richard, yang terlihat oleh saya hanya pantat dan lubang vagina yang sudah diisi oleh penis Richard. Kadang-kadang terlihat tangan Nina meraba dan meremas pantat Richard, sekali-kali jarinya di masukkan ke dalam lubang pantat Richard. Gerakan pantat Richard bertambah cepat dan ganas memompa dan terlihat penisnya yang besar itu dengan cepat keluar masuk di dalam lubang vagina Nina, tiba-tiba, "Oooooohh... , ooooooohh!", dengan erangan yang cukup keras dan diikuti oleh badannya yang terlonjak-lonjak, Richard menekan habis pantatnya dalam-dalam, mememetin pinggul Nina ke sofa, sehingga penisnya terbenam habis ke dalam lubang kemaluan Nina, pantat Richard terkedut-kedut sementara penisnya menyemprotkan spermanya di dalam vagina Nina, sambil kedua tangannya mendekap badan Nina erat-erat. Dari mulut Nina terdengar suara keluhan, "Ssssssh..., sssssshh..., hhmm...., hhmm!", menyambut semprotan cairan panas di dalam liang vaginanya.

Setelah berpelukan dengan erat selama 5 menit, Richard kemudian merebahkan diri di atas badan Nina yang tergeletak di sofa, tanpa melepaskan penisnya dari vagina Nina. Nina melihat ke saya dan memberikan tanda bahwa yang satu ini sangat nikmat. Aku tidak bisa melihat ekspresi Richard karena terhalang olah tubuh Nina. Yang jelas dari sela-sela selangkangan Nina mengalir cairan mani. Kemudian Ninapun seperti kebiasaan kami membersihkan penis Richard dengan mulutnya, itu membuat Richard mengelinjang keenakan. Malam itu kami pulang menjelang subuh, dengan perasaan yang tidak terlupakan. Kami masih sempat bermain 2 ronde lagi dengan pasangan itu

TAMAT

Pesta perpisahan dengan seks

Akhirnya sampailah pada batas bahwa kita mesti mengakhiri suatu hal dan memulai dengan yang baru. Demikian aku dalam sekolah, SMU kulalui dan segera kumasuki Universitas. Meski demikian selalu ada yang membuat kita tak bisa meninggalkan kenangan yang pernah kita goreskan tak peduli dimana, seperti juga disekolahku, teman-temanku, dsb. dsb. Melankolis banget, tapi itu fakta, tak bisa dipungkiri lagi, sorry kata-kata itu aku dapat dari Mas Gigis, teman sekosan di Solo.

Ceritanya begini, kebiasan sekolah, yang lebih tepat dilakukan sebagai keselaluan, karena selalu dilakukan setelah lulus, yaitu perpisahan sekolah, tak peduli pakai pesta atau tidak, ramai-ramai atau sederhana, pasti sekolah manapun melakukannya. Demikian juga sekolahku, bahkan setelah pesta meriah di sekolah tiap-tiap kelas membikin pesta tersendiri untuk masing-masing kelas. Kelasku lumayan juga rupanya, hanya dengan modal dana iuran kelas yang selalu ditarik tiap bulan dapat digunakan pesta di sebuah Villa, bukan menyewa sih, tapi gratisan milik Vera, temanku yang paling kaya.

Setelah teman sekelas yang jumlahnya 40, tetapi yang hadir hanya 32 anak itu sudah berkumpul di Villanya Vera Minggu, pukul 14.00, acara pun dimulai, dihadiri walikelas kami, satu persatu acara dilangsungkan. Satu jam pertama diisi dengan acara seremonial yang menjemukan, disusul acara makan dan santai sambung rasa sampai dua jam berikutnya. Kemudian acara hiburan yang khusus dimainkan oleh kami-kami sendiri selama satu jam. Tepat pukul 18.00 istirahat sebentar sebelum acara konyol dan ngocol yaitu perlombaan-perlombaan gila. Ini juga karena sudah pamit pulangnya walikelas, sehingga praktis acara makin bebas karena tidak ada yang mengawasi lagi.

Begitu acara lomba dimulai sepertinya akan banyak kejadian yang tak terduga yang akan terjadi, wajarlah anak-anak muda. Dan benar saja, acara yang disuguhkan benar-benar gila, seperti cewek-cowok penampilan paling keren, cewek berbibir terseksi, cewek dengan payudara terindah, cewek dengan betis terindah, juga cowok dengan kelamin terbesar, cewek-cowok terseksi dan cewek-cowok dengan adegan paling panas yaitu tarian tererotik.

Bisa dibayangkan bagaimana suasana yang terjadi saat itu, meski semuanya belum tentu setuju terhadap acara-acara yang berlangsung, tetapi kita sepakat untuk yang terakhir kali bertemu semua bersedia memeriahkan acara demi acara. Bahkan disela-sela acara acara ada saja yang mencuri kesempatan, seperti ciuman atau adegan pelukan mesra bahkan saling meraba atau memang sengaja untuk merangsang membangkitkan gairah karena memang dibutuhkan untuk penampilan perlombaan, sehingga membuat acara benar-benar memanas karena gelora anak anak muda yang sedang bergairah.

Setelah acara lomba itu sebenarnya adalah pesta kolam renang, tapi sebelumnya diumumkan pemenang perlombaan yang penilaian berdasarkan pilihan terfavorit dari kita-kita sendiri. Lumayan, aku dapat satu gelar, cowok terseksi, cewek terseksi dimenangkan sang ketua, Nova, bibir terseksi dimenangkan Vera, si tuan rumah, cewek-cowok berpenampilan paling keren didapat Deni dan Nita, sepasang kekasih, yang malam itu benar-benar kompak dan serasi penampilannya, cewek dengan betis terindah jadi milik Tika yang masih ada darah bulenya, cewek dengan payudara terindah dimenangkan Desy, dan pemenang kategori cowok dengan kelamin terbesar adalah Fery, yang sampai-sampai celana dalamnya gak muat, sedangkan pemenang lomba paling hot yaitu tarian tererotis dimenangkan oleh pasangan kekasih, Erik dan Sinta yang waktu itu benar-benar gila karena mereka dengan beraninya berduet telanjang bulat menari-nari seiring lagu-lagu latin yang diputarkan. Benar-benar acara yang sangat meriah.

Bahkan acara pesta kolam renang yang sebenarnya hanya acara santai dengan makan atau sekedar minum di kolam renang sambil ngobrol-ngobrol, jadi seru setelah Nova membacakan pengumuman itu dari pinggir kolam sedangkan yang lain berada di air. Tetapi karena banyak teman-teman yang norak dengan melepaskan pakaian mereka dan berenang tanpa pakaian, sehingga membuat suasana jadi riuh penuh jeritan dan benar-benar gila, Melihat gelagat yang menjurus ke pesta sex, seperti itu sang ketua memberi peringatan dan beberapa persyaratan yang mesti dipatuhi, diantaranya adalah tidak boleh ada pemaksaan seksual, tidak boleh membahayakan teman yang lain, Kalau terjadi hubungan seks sebisa mungkin memakai kondom, dan yang terakir sperma tidak boleh dikeluarkan disembarang tempat lebih-lebih dikeluarkan dalam vagina, jika dilakukan Sang ketua mengancam dengan hukuman berat. Nova pun mengambilkan dua baskom kaca besar dari dalam rumah dan diletakkan di ujung kolam renang sebagai tempat sperma. Setelah itu dia mengatakan merubah acara pesta kolam renang menjadi acara bebas.

Semua yang diair langsung bersorak-sorai, hingga ada yang melempar CD atau bh mereka keatas, mereka pun ada yang langsung naik dari air untuk mencari tempat yang enak untuk berkencan, bagi yang tak ingin terlibat melakukan seks memilih tetap didalam air atau diatas pelampung sambil minum atau makan atau duduk-duduk dipinggir kolam atau memilih jalan-jalan saja melihat-lihat apa yang teman lakukan, sambil ngobrol ngalor ngidul mengomentari apa yang mereka lakukan, seperti yang aku lakukan sama Fery. Kadang kami juga ikutan menyemangati mereka meski setelah itu bahu kami terangkat tanda aneh saja atas perilaku mereka.

Tak lama berselang sudah terlihat adegan-adegan porno, yang paling ringan adalah beberapa teman sekadar menari-nari sambil telanjang tidak cewek tidak cowok sama saja atau ada yang berjejeran duduk dipinggir kolam sambil onani bareng-bareng, kadang mereka berganti tangan memegangi kontol sehingga terlihat lucu, tapi itu tak berlangsung lama karena satu persatu berlarian ke baskom megeluarkan sperma mereka.

Terlihat juga Rio yang tiduran di kursi jemur di oral oleh Tika sedangkan dari belakang Dedy mengocokkan kontol nya penuh semangat di memeknya, tak ketinggalan Nova dan Vera yang memainkan gaya Lesbian, Erik dan Sinta juga tak mau kalah, mereka melakukan seks diatas pelampung, mereka memainkan banyak gaya diatas pelampung ditonton banyak teman-temannya, juga ada Anna yang tergeletak di lantai membiarkan tubuhnya dikerubuti beberapa cowok, tapi Anna tidak memperbolehkan vaginanya dimasuki penis teman-teman cowok, atau Ivan yang bagai seorang Raja, tubuh bulenya dijilati dan digerayangi beberapa cewek, jadi lucu karena baru beberapa menit dia harus berlari ke baskom karena Nina mengocok kontol nya terlalu keras sehingga dia tidak bisa menahan spermanya keluar, bahkan Aldi dan Rendy berani beradegan homo dengan saling menghisap kontol masing-masing dan melakukan seks lewat anus secara bergantian. Atau adegan yang ditunjukkan oleh Rina dengan memperbolehkan teman-temannya yang cowok untuk mencoba vaginanya sampai puas, mungkin ini adegan yang dianggap paling gila, tapi ini tidak berlangsung lama karena dia keburu kelelahan karena melayani lima orang secara bergantian.

Aku dan Fery hanya berputar-putar melihat yang teman-teman lakukan, sambil geleng-geleng kepala. Pokoknya adegan yang ada di blue film sebagain besar terjadi di Villa itu. Mereka yang melakukan terlihat senang, dan yang melihatpun senang meski kadang sambil berjeritan atau menelan ludah. Tapi akhirnya Fery tak tahan juga melihat Della, gadis imut pujaan hatinya memintanya mengoralnya, Fery pun setuju, setelah memuaskannya nafsunya tak terbendung, dengan setengah berlari dia menuju ke baskom terdekat dan memuncratkan spermanya disana.

Setelah suasana agak mereda, tak disangka-sangka para cewek berkumpul dan kembali ke pinggir kolam renang dengan membawa dua baskom kaca besar yang berisi cairan sperma. Acaranya adalah adu cepat mengeluarkan sperma bagi cowok dengan dirangsang oleh cewek, pasangan ditentukan dengan cara diundi, bagi yang kalah mendapat hukuman meminum sperma yang ada baskom masing-masing satu sendok makan ditambah meneruskan sampai keluar sperma, wuh gila. Kebetulan banget jumlah kami yang datang pas berpasangan, sebenarnya jumlahnya 40 anak, 16 cewek dan 24 cowok, tetapi karena 8 cowok tidak hadir karena harus mengikuti tes TNI atau sekolah yang lebih dulu tes.

Undian dimulai, tampil perdana adalah Deni dan Desy lawan Fery dan Cindy, Cindy tak begitu sulit mengeluarkan spermanya Fery untuk mengalahkan Deny dan Desy, karena Deny sudah habis-habisan mengeluarkan spermanya bersama Nita, sedang Fery hanya sekali keluar sperma, alhasil duet Deny dan Desy harus meneguk sperma dari baskom. Disusul Riko dan Nita lawan Erik dan Sinta, Riko menang mudah karena selama pesta dia tidak mengeluarkan spermanya ditambah faktor Nita yang pengalaman, bahkan dengan beberapa kali kocokan saja dari Nita, Riko sudah tidak bisa menahan spermanya muncrat, sementara Sinta meski mengerahkan segala cara kesulitan mengeluarkan sperma pacarnya tersebut, baru sesaat lomba hampir selesai sperma Erik keluar juga.

Kemudian Ivan dan Nina dan lawan Rendy dan Della, ini merupakan pertarungan paling lama karena Ivan dan Rendy sama-sama sudah mengeluarkan sperma, Ivan keluar waktu kontol nya dikocok sama banyak cewek di kursi sedangkan Rendy saat main sama Aldy tapi akhirnya Ivan memenangi pertarungan meski dalam jarak waktu yang hampir bersamaan, karena Nina yang memang naksir Ivan tidak menyia-nyiakan kesempatan dengan Ivan, bahkan sesaat setelah tanda dimulai Nina langsung mengulum penis Ivan dan menghisapnya dalam-dalam sehingga Ivan benar-benar mati kutu dan keluar sperma.

Berikutnya Aldy dan Anna lawan Aku dan Rina, aku jelas yakin menang karena aku selama pesta belum keluar sperma meski kontol ku terasa berkedut-kedut terus menyaksikan perilaku teman-teman, makanya aku beri isyarat pada Rina agar santai saja, gak usah pake vagina ataupun dioral penisku pasti keluar sperma dengan cepat sementara Aldy sudah main sama Rendy sedangkan Anna agak merasa jijik terhadap Aldy karena homo, sehingga membuat mereka berdua harus minum sperma dari baskom karena kalah.

Setelah itu Dedy dan Nova lawan Alfin dan Silvi, seharusnya Alfin dan Silvi yang menang karena Alfin belum keluar sperma sama sekali, tetapi keduanya grogi karena baru pertama kali melakukan yang seperti ini bahkan kontol Alfin sulit tegang meski akhirnya keluar juga tapi mereka harus minum sperma dulu, sementara meski Dedy sudah main dan keluar sperma beberapa kali, tetapi Nova tak kehabisan akal, dari pertama dia langsung tancap gas dengan melakukan oral terhadap kontol Dedy yang hitam itu hingga harus keluar sperma untuk ketiga kalinya.

Kemudian Tommy dan Tika lawan Rio dan Vera, ini adalah pertarungan yang sangat ketat, karena Tommy dan Rio hanya sekali keluar sperma waktu onani dipinggir kolam, sedangkan Tika dan Vera sama berpengalaman memainkan kontol , sehingga jadi seru, bahkan Tika dan Vera merelakan kontol Tommy dan Rio masuk ke memeknya demi kemenangan, tapi akhirnya Vera memenangkanya dengan gaya berkuda menaklukkan kontol Rio untuk memuncratkan spermanya dan menang, karena Tika yang sudah kelelahan main dengan Dedy dan Rio hanya pasrah menggunakan gaya missionaris yang mengharuskan Tommy yang bekerja keras sendirian, meski keluar sperma, keduanya harus minum sperma, Tommy sempat muntah-muntah saat minum sperma gara-gara jijik, tapi karena sudah ada perjanjian dia terpaksa harus minum.

Selanjutnya adalah partai cepat karena keempatnya pasangan ini, cowoknya adalah anak-anak baik, sehingga tidak keluar sperma selama pesta. Para laki-laki ini hanya sebagai pemandu sorak saja istilahnya, meskipun ceweknya juga sama sekali belum pernah main-main dengan kelamin laki-laki, tetapi agresifitas merekalah yang membuat menang melawan pasangan lawan, Robin dan Reza menang atas Niko dan Fina, sedangkan Andi dan Ira kalah dari Adi dan Dewi, meski hanya selisih beberapa detik.

Lomba selesai dan menyisakan kelelahan dipihak cowok dan meninggalkan banyak sperma dalam baskom. Tapi begitu dikatakan selesai oleh ketua, para cowok protes, karena pihak cewek semua sudah tahu dan melihat seperti apa kontol mereka, bahkan pernah memeganginya, tetapi pihak cewek belum tentu pernah mendapat perlakuan sama dari cowok.

Akhirnya agar adil diputuskan pasangan undian tadi boleh berganti posisi, cowok boleh merangsang balik si cewek sampai puas, dari sini hanya Erik dan Sinta yang tidak melakukannya karena sudah benar-benar kecapekan bermain dengan pacarnya tersebut. Sedangkan pasangan dadakan yang akhirnya melakukan seks adalah Ivan dan Nina, Ivan yang sedianya hanya melakukan oral terhadap vaginanya Nina akhirnya memasukkan juga penisnya karena tak tahan godaan yang dilakukan Nina. Terlihat Nina begitu senangnya, begitu pula Ivan yang terlihat puas meski agak kecapaian.

Setelah semua kecapekan, satu persatu membersihkan diri dan berkemas. Acara pesta perpisahan itu diakhiri makan bersama, Pukul 23.00 kami membubarkan diri, pulang dengan membawa kenangan masing-masing.

TAMAT

The Orgy Club

Aku mahasiswa di Yogya tingkat hampir akhir. Aku mau berkisah tentang pengalamanku ngesex di sebuah kost-kostan mahasiswa. Kost-kostan itu untuk campur, untuk cowok dan cewek. Sebulan pertama sih normal-normal saja bagiku yang dari luar pulau, tapi beberapa hari setelah bulan kedua kost-kostan tersebut ketahuan belangnya (atau asyiknya, tergantung dari mana melihatnya). Hari itu aku lagi mau berangkat kuliah siang ketika kulihat dari seberang kamar Nina, si cewek dengan payudara sebesar buah melon yang kebanyakan pupuk, nongol dari kamarnya ke kamar mandi tidak pakai apapun kecuali sandal jepit. Handuk saja cuma ditenteng sama tangan kirinya, sedang tangan kanannya menenteng peralatan mandinya. Kulitnya yang sawo matang semakin membuatnya tampak seksi. Bodinya yang agak pendek semakin menampakkan bongkahan pantatnya wuuihhh!!

Aku yang masih normal terang saja terangsang. Aku langsung kena komplikasi mata-jantung-kemaluan. Mata melotot melihat bodinya Nina, jantung langsung berdegup kencang, penis langsung menegang. Setelah masuk ke kamar mandi Nina sedikit menutup pintu untuk menggantungkan handuk dan pandangan matanya bertemu dengan pelototan mataku. Ia tidak terlihat kaget, malah tersenyum menggoda dan sedikit meremas payudaranya sendiri. Ia ternyata, dan untungnya bagiku, tidak menutup pintu kamar mandi dan mulai mengguyur badan semoknya dengan santai-santai saja seakan aku yang menonton dia mandi adalah hal yang normal.

Beberapa saat setelah mengguyur tubuhnya untuk membersihkan sabun di badannya ia menoleh ke belakang dan cengengesan melihat aku bengong saja di depan pintu kamarku. Kuliah langsung terlupakan begitu dia menggunakan jemari telunjuk kanannya untuk mengajakku ke kamar mandi. Langsung saja aku melemparkan diktat kuliahku ke kamar dan melepas seluruh bajuku, termasuk CD-ku, sehingga batang kemaluanku yang sudah menegang dari tadi langsung seperti terbebas dari kungkungannya. Lalu aku berjalan dengan agak pelan ke kamar mandi bersama itu. Nina ternyata memunggungiku, tidak tahu lagi apa. Saat aku masuk ke kamar mandi ia cuma menoleh sedikit dan tersenyum.

"Eh Rico belum pernah mandi bareng cewek ya?"
"Belum, apalagi seseksi kamu," jawabku sambil mengagumi pantat dan pinggulnya yang menggairahkan apalagi dalam keadaan basah begitu.

Sambil tetap memunggungiku ia meraih kedua tanganku dan menggiring keduanya ke payudaranya yang "bujuk buset" itu. Aku lalu meremas puting payudaranya sambil sedikit mengusap-usap dengan gerakan melingkar yang lembut. Bibirnya yang tebal itu mengeluarkan desahan yang menerbangkan birahiku. "Aaahhh... eeemmmhhh... eeemmmhhh..." Saat ia sedikit menoleh ke samping, langsung saja kulumat bibir sensualnya itu. Desahannya sedikit tertahan tapi bercampur dengan desahanku sendiri. Lalu tangan kiriku mulai mencari klitorisnya dan mulai mengerjai klitorisnya dengan lembut. Desahannya semakin menggema di dalam mulutku dan dipantulkan oleh dinding kamar mandi.

Aku mulai kepingin penetrasi ke vaginanya. Jadi aku mulai membalik tubuhnya supaya menghadap ke arahku. Tapi ia menolak sambil melepas pagutanku. Sambil sedikit mendesah ia bilang, "Sodomi yuk... pengen..." Oke deh, pikirku sambil mendorong punggungnya supaya ia menunduk. Dan ia menuruti keinginanku. Ia menunduk dan langsung saja pantatnya aku masuki batang kemaluanku yang sudah tegang tidak keruan. Penisku masuk ke lubang pantatnya dengan perlahan. Tiba-tiba ia memekik keras sekali,

"Aaarrrgghhh...!!"
"Kenapa Nin?" tanyaku kaget, batang kemaluanku terjepit ketat sekali sehingga terasa nikmat sekali.
"Nikmat... sekalii... uuuhhh... aaarggghh..."

Sekali lagi Nina memekik keras waktu aku mulai mendorong pinggulku maju mundur. Nina menyempitkan lubang pantatnya seperti kalau lagi menahan kentut.

Sensasi yang diterima batang kemaluanku rasanya luar biasa sekali. aku juga mulai mendesah-desah keenakan. Aku memegangi pinggul seksinya dan sesekali menampar pantatnya yang montok sekali. Lalu kutempelkan dadaku ke punggungnya dan mulai meremas-remas payudara melonnya yang menggantung berat dengan gemas. Pasti teman-temanku tidak percaya kalau aku berhasil menyetubuhi Nina, the most wanted girl in campus to sex with! "Uuuhhh... aaahhh..." desahku ditimpali pekikannya Nina. This girl is really hot!

Tiba-tiba aku merasa ada cairan hangat mulai menjalar ke ujung kepala batang kemaluanku. Tanpa sempat kutahan, air maniku keluar sebagian di dalam pantatnya Nina, sedangkan sebagian meloncat keluar mendarat di punggungnya Nina. Semburan kedua Nina sempat berputar dengan cepat dan menerima air maniku di pipi kirinya. Semburan keempat mendarat ke seluruh wajahnya. Setelah itu ia mulai menjilati seluruh mani di wajahnya dan mengusap-usap pantatnya untuk meraup maniku yang ada di punggung dan pantatnya setelah itu ditelannya sampai habis.

Aku merasa agak lemas tapi puas. Dan parahnya aku kepingin lagi. (Tentu donk!). Dan Nina tahu itu. Dia bilang,

"Dilanjutin saja di kamar."
"Kamarku atau kamarmu?"
"Kamarku saja. Kamarmu berantakan sih!"

Aku nyengir malu. Lalu tiba-tiba aku meraih tubuhnya dan kugendong dia ke kamarnya. Air yang menetes dari tubuhnya semakin membuatnya tampak menggairahkan karena memantulkan sinar matahari. Sesampainya di kamarnya aku rebahkan di kasurnya dan aku mulai menjilati semua air yang menempel di tubuhnya. Dia mulai mendesah-desah lagi saat kujilati putingnya yang sudah keras lagi. Ia lalu secara tiba-tiba meraih kepalaku dan menekannya keras sehingga aku terbenam dalam-dalam ke payudaranya. Aku mulai menggerigiti putingnya dan sekali lagi (jadinya terus-terusan), Nina memperdengarkan pekikan nikmatnya.
Lalu setelah merasa puas mencicipi payudaranya, aku mulai mengarahkan batang kemaluanku ke dalam vaginanya. Dia memekik kaget saat penetrasi dan langsung kugenjot habis-habisan. Jepitan dinding vaginanya benar-benar yahud deh! Aku mengerang-erang nikmat sekali dan Nina menjerit-jerit keenakan. Lalu aku melumat bibir sensualnya dan dia membalas dengan bergairah. Dada kami bergesekan dan sensasi yang ditimbulkan benar-benar aduhai. Lalu selang beberapa menit kemudian aku keluar lagi tanpa sempat kutahan.

"Niinnn... eemmmhhh... keeluuaar... dii... daaleemmm... nniihhh..." kata-kataku terputus-putus oleh erang nikmat dan sensasi orgasme.
"Nnggakkk... papa... koooqqq..." rupanya dia juga mengalami sensasi yang sama.
Lalu aku ambruk di sampingnya untuk istirahat. Nina juga lelah kelihatannya.
"Rico..."
"Ya?"
"Welcome to the club!" katanya membuatku heran.
"What club?"
"The Orgy Club! Gini lho di sini, di kost-kostan ini, sex is totally free. Sama cewek manapun di kost ini, kamu boleh main semaumu. Dan kalau ceweknya tidak mau, kamu boleh perkosa dia. Di sini ceweknya adalah budak seks. Aku, Wiwik, Rieka, Sabrina yang indo bule itu adalah budak-budak seks cowok di sini. Alex, Leo, Anton, Joko, Mario, Indra, bahkan Mas Deddy yang punya kos, lalu Pak Kasimun satpam sini, dan sekarang kamu berhak merkosa kita berempat.Tapi kami juga boleh minta main kalau kepingin. Dan setiap weekend kita ada orgy di rumahnya Mas Deddy. Istrinya, Mbak Eva, juga anggota klub lho. Pokoknya totally free deh!"

Aku agak kaget dan pusing mendengarnya.
"Semua orang?" tanyaku.
"Pokoknya syaratnya adalah kamu orang kost di sini. Benernya kamu diajak Indra kost ke sini karena dia denger kamu punya kemampuan main sangat dasyat. Dia denger dari mantanmu. Eh sori lho kalau nyinggung perasaanmu tentang mantanmu."
Aku kaget. Ternyata Indra punya tujuan lain mengajakku kost di sini. Buat melupakan Sarah yang selingkuh dan mengenalkan dunia sex yang lebih bebas. Wahn thank's Ndra!
"Jadi aku berhak main dengan kalian cewek berempat walaupun kalian tidak mau?"
"Iya!" jawab Nina dengan tersenyum.
"Emmm.. weekend itu entar besok. Aku diundang nih?"
"Like i Just said to you, kamu adalah anggota klub ini sekarang. Jadi kamu berhak ke sana."
"Jadi itu alasan kalian tiap weekend keluar barengan terus?"
"Iya," terdengar jawaban dari arah pintu.

Kami menoleh ke arah pintu yang lupa kututup. Ternyata si Wiwik, yang bodinya paling proporsional dari mereka. Kubilang dengan dada montok, walaupun tidak semontok Nina. Dia berdiri di depan pintu dengan telanjang bulat. Pinggangnya yang menggiurkan dan kulitnya yang seperti pualam memantulkan sinar marahari. Rupanya ia pakai baby oil sebelum ke sini.

"Eh Wiwik, darimana kamu tahu aku abis main sama Rico?"
"Teriakan khasmu kalau lagi ngentot dan kalian sama sekali tidak menutup pintu kamar mandi dan kamar tidur. Juga dari TV."

"TV?"
"Iya tiap kamar ada hidden kameranya, termasuk kamar mandi dan kamar tidur. Kami semua tahu kalau kamu tiap mau tidur selalu onani dan para cowok ngiri liat ukuran batang kemaluanmu," jawab Nina geli.

"Kalau yang cewek?" tanyaku jahil, kepalang tanggung.
"Kita selalu kepengen dientoti sama penis besar kayak punyamu, walaupun tidak panjang. Nina sudah duluan tuh!"
"Ooo dan kamu kepengen?"
"Iya sih!" jawab Wiwiek sambil wajahnya memerah menahan nafsunya.
"Tapi staminaku abis."
"Nih Irex!" kata Nina ketawa.

Langsung saja kusambar Irex itu dan kuminum dengan semangat. Selang beberapa menit kemudian aku mulai merasa fit lagi dan ready for fight. Wiwik yang sementara itu mengusap-usap puting dan klitorisnya sendiri serta mendesah-desah. Sudah mulai terangsang rupanya. Aku lalu berdiri dan mendekatinya. Kudorong ia ke dinding dan mulai kujilati bibirnya yang tipis itu. Tapi dia menolak dan langsung jongkok. Tanpa basa-basi dia mencaplok batang kemaluanku. Setelah mengusap-usap batang penisku yang di dalam mulutnya dengan lidahnya, dia mulai mengocok-ngocokku dengan memaju-mundurkan kepalanya. Kadang-kadang lidahnya menyusuri bagian bawah batang kemaluanku dan mengemut buah zakarku. "Aahhh... yaaahhh... terusss... terus... Wik..." aku mendesah-desah, tidak kuat menahan birahi. Dan aktivitas itu berlangsung agak lama.

Lalu aku tidak sabar dan menarik bodinya Wiwik dan merebahkannya di lantai. Lalu kuangkat kedua kakinya yang panjang dan indah ke bahuku dan mulai kugenjot habis-habisan, tidak ada lembut-lembutnya. Ternyata beda dengan Nina, Wiwik hanya mendesah-desah. "Emmmhhh... uuuhhh... aahhh..." Setelah beberapa menit akhirnya aku keluar juga. "Crooottt... croot..." semburan silih berganti masuk ke dalam liang vaginanya. "Aaahhh..." desahku. "aahhh..." desahnya juga."Aaahhh..." ada desah lain. Ternyata Nina masturbasi sampai orgasme. Saat itu Rieka lewat depan kamarnya Nina. Dia berhenti sejenak lalu hendak meneruskan langkahnya ke kamarnya. Kepalang tanggung aku langsung melepaskan diri dari Wiwik dan kuterjang Rieka.

Rieka adalah cewek yang punya bodi agak pendek, tapi lebih tinggi dari Nina sedikit. Payudaranya tidak seberapa besar, lebih besar sedikit dari punyanya Wiwik, tapi sering pakai BH yang agak kekecilan, sehingga tampak sangat menantang. Kalau melangkah payudaranya sering bergetar naik-turun membangkitkan birahi. Rieka yang tidak siap menerima terjanganku kaget dan semua buku yang didekapnya terjatuh. Dia menjerit kaget sehingga menambah nafsuku. Kuseret dia ke kamarku yang di seberang kamarnya Nina, lalu kudorong dia ke dinding kamar. Nafasnya naik-turun membuat payudaranya juga naik-turun menantang untuk dinikmati.

"Ngapain kamu, aku tidak mau dientot sama kamu!" serunya judes.
Dia mendekap payudaranya dengan kedua tangannya.
"Aturan The Orgy Club: Setiap cewek jadi budak seks. Kalau tidak mau boleh diperkosa. Betul Nin?" tanyaku ke Nina tanpa menoleh.
"Yoi man! Rape her as the way you like it!" Nina memberiku semangat.
"Haah... kamu sudah tahu?"
"Iya. Now enjoy my cock, wether you like it or not!"
"Ahh..." belum sempat Rieka menjawab, tanganku sudah menjangkau kaus ketatnya dan merobeknya sehingga terlihatlah daging payudaranya yang berwarna putih susu.
Lalu kusingkirkan tangannya dan kurenggut BH-nya sampai robek jadi dua. Rieka kelihatan panik.
"Kenapa panik, kamu kan anggota Orgy Club. Budak seks donk?!" kataku menggodanya.
"Ehhh... aku..." belum sempat kalimatnya selesai kulumat bibir sensualnya.

Dia berusaha melepaskan bibirku dari bibirnya dan menjauhkan tanganku dari bodinya. Tidak berhasil karena aku lebih kuat. Kudesak dia ke dinding sambil terus menciumi bibir dan mulutnya. Dia memberontak dan secara tiba-tiba dia berhasil pas dari cengkeramanku. Dia lari keluar kamarku, tapi berhasil kukejar dia dan kudesak lagi ke tiang dinding. Kali ini kujangkau roknya dan kurobek langsung beserta CD-nya. Seketika kuangkat kaki kirinya dan batang kemaluanku langsung kuarahkan masuk ke vaginanya. Mula-mula agak seret tapi lama-lama enak juga. Kugenjot dengan agak cepat. Dia teriak-teriak, "Enggakkk... mmaaauuu..." atau sesuatu seperti itu deh! tidak jelas soalnya. Dan aku cuek saja beibeh! Surga dunia pantang disia-siakan. Apalagi dia rela diperkosa. Setelah beberapa genjotan, Rieka teriakannya dari "Enggakk... mmmaauuu..." berubah menjadi "Doonn't... ssttooopp... uuggghh... fffeeellsss... goooddd!" Kuperhatikan roman wajahnya yang manis itu menjadi semakin menggairahkan kalau lagi horny begitu.

Setelah beberapa menit aku merasa hendak keluar. Tanpa early warning maupun pertanyaan mau dikeluarin dimana, kusemburkan saja semua sisa sperma yang ada ke dalam rahim Rieka."Aaahhh..." Rieka ternyata juga orgasme. Desahannya barengan dengan desahanku. Air mani beserta spermaku berleleran di sepanjang pahanya yang panjang dan indah. Setelah itu dia dengan gontai pergi ke kamarku untuk mengambil baju dan BH-nya yang robek. Lalu dia menggeletakkan diri di kasurku. Aku susul juga dengan langkah gontai. Ternyata dia tidur, ngorok lagi biarpun tidak keras. Akhirnya aku merebahkan diri di sampingnya.

4 kali senggama dalam dua jam, wuuihh! It's my first time dude! jadi boleh dong istirahat sekarang. Aku lalu memeluk dia dan tanganku meremas payudaranya yang aduhai itu. Dia cuma mengerang kecil. Akhirnya kami tertidur. Nina dan Wiwik ternyata ngelanjutin aktivitas mereka dengan menjadi lesbian. Bodo ah! Yang penting mereka always ready for use.

Tamat

Gadis Pemuas : Di Dalam Hutan lebat 2

Karya anak bangsa Indonesia
Originally created 'n owned by dina_nakal.

Aku bangun membuka mataku melihat disekitarku Ulfsaar sedang mempersiapkan sesuatu, aku bangun dari ranjang sambil mengucek-ngucek mata.

"eh, kamu udah bangun, gimana enak gak tidurnya".
"enak banget, ngomong-ngomong kamu lagi ngapain sih?".
"oh, aku lagi buatin makanan buat kamu, kan kasihan kamu belum makan".

"wah, kebetulan, aku laper banget". Kemudian Ulfsaar menaruh makanan di depanku, aku langsung mengambil dan menyantapnya karena aku sangat lapar, sementara Ulfsaar membuatkan minuman. Tak kusangka ternyata makanan suku Baro ini sangat enak karena rasanya sangat pas di lidahku, maka dari itu aku lebih lahap memakan makanan itu sambil meminum minuman yang telah disediakan Ulfsaar.

"wah, gak nyangka ya, kamu cantik tapi makannya ganas juga".
"abisnya, aku laper banget sih".
"hehe,,yaudah makan yang banyak, biar kamu nanti gak lemes".

"ok, tenang aja", lalu aku mulai makan lagi sampai benar tidak ada sisa di piring yang terbuat dari tanah liat itu. Aku mengelap mulutku dengan punggung tanganku dan minumannya juga kuhabiskan.
"woah, enak banget".
"bagus, sekarang kita keluar, kepala suku Utha dan yang lain udah gak sabar pengen nyobain pantat kamu". Kemudian, aku dan Ulfsaar keluar dari tenda dan semua orang langsung menengok ke arah kami setelah itu mereka semua membungkukkan badan mereka karena aku dianggap dewi oleh mereka. Aku jadi merasa tidak enak disembah seperti ini, tapi aku tidak bisa menyuruh mereka untuk bangun karena aku tidak bisa bahasa mereka. Kami berdua berjalan menuju panggung yang menjadi tempat persetubuhanku sebelumnya, sambil berjalan aku berpikir apa nanti anusku tidak luka karena penis mereka besar-besar, karena memikirkan itu aku jadi agak takut, tapi aku tetap maju karena birahiku sudah memuncak akibat memikirkan bagaimana tubuhku akan dinikmati oleh mereka.

Akhirnya aku sampai di depan Utha, setelah itu Utha dan Ulfsaar berbicara.
"zanunari kokuandekan?".
"cahiramunto susuna uja daluar". Lalu, Utha berbicara kepada 2 pengawal yang ada di sampingnya, sementara aku bertanya kepada Ulfsaar.
"tadi kalian ngomong apa sih?".
"tadi kepala suku Utha nanya, apa kamu udah bisa ngeluarin susu, aku bilang udah".
"oohh, gitu, terus kapan mulainya?".
"ya abis kamu tunjukkin pantatmu ke semua orang".
"ooh gitu".
"nah sekarang, kamu agak bungkuk". Lalu, aku membungkukkan badanku dan membelakangi para penonton sehingga pantat dan vaginaku yang menggugah selera terpampang jelas di hadapan para suku Baro yang berkumpul di depan panggung. Kemudian, Utha berdiri di sampingku.
"purahota oranku wukan". Aku bertanya kepada Ulfsaar yang ada di depanku.
"tadi, kepala suku ngomong apa?".
"sekarang, dia mau ngorek-ngorek vagina 'n pantat kamu di depan rakyat".
"waw, asik".
"kamu suka kalau ditonton orang banyak ya?".
"iya, aku suka banget".

"yaudah, siap-siap ya". Utha mendekatiku dari samping, dia langsung memainkan jarinya di sekitar bibir vaginaku sedangkan aku berpegangan pada Ulfsaar yang ada di depanku. Utha memasukkan 1 jarinya yang lumayan besar itu ke dalam lubang vaginaku, aku menggelinjang keenakan, lalu Utha mulai menggerakkan jarinya keluar masuk vaginaku, tentu saja aku merasa nikmat. Tapi, belum selesai aku menikmati, Utha memasukkan 2 jarinya lagi ke dalam vaginaku sehingga 3 jarinya yang besar itu berada di dalam vaginaku sehingga vaginaku benar-benar terasa penuh. Rasanya menjadi lebih nikmat daripada sebelumnya, aku hanya bisa mendesah pelan merasakan nikmat yang mendera tubuhku, dia terus mengorek-ngorek vaginaku tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. 5 menit kemudian, aku mengalami orgasme dan cairanku langsung mengalir deras membasahi 3 jari Utha yang ada di dalam vaginaku, setelah jarinya berlumur cairanku, Utha memasukkan 1 jarinya ke dalam anusku, rupanya untuk melumasi anusku agar nanti tidak perih.

Setelah melumasi anusku, Utha mengeluarkan jarinya dari anusku, sementara aku melihat ke atas untuk menatap mata Ulfsaar dan melemparkan senyumku yang indah padanya. Ulfsaar membalas dengan tersenyum juga, lalu aku disuruh berdiri oleh Ulfsaar dan menghadap ke arah penonton, para suku Baro langsung bertepuk tangan. Tubuh putih mulusku terpampang jelas di depan suku Baro yang berkulit hitam itu, Utha tiba-tiba langsung melumat bibir mungilku dan memainkan lidahnya di dalam mulutku yang kubalas dengan memainkan lidahku juga sehingga lidah kami saling membelit satu sama lain. Setelah itu, Utha melepaskan ciumannya sehingga aku bisa mengambil nafas, lalu Utha menurunkan ciumannya ke leher jenjangku dan menciumi setiap senti leherku yang membuatku kegelian. Akhirnya ciuman Ulfsaar sampai ke payudaraku, dia menjilati seluruh bagian payudaraku kecuali putingku, tapi setelah seluruh bagian payudaraku dijilati olehnya, Utha langsung mengulum putingku, ketika dia menyedot puting kananku tiba-tiba terasa ada yang mengalir dari payudaraku.
Aku tidak tau yang apa yang disedot Utha dari payudaraku, tapi akhirnya aku tau setelah Utha berganti menghisap puting kiriku, aku bisa melihat cairan putih keluar dari putingku ternyata itu adalah susuku, aku memoles puting kananku dengan jariku sehingga susuku ada di jariku, aku langsung menjilati dan mengulum jariku sendiri yang berlumur susuku sementara Utha masih sibuk menghisap susu yang keluar dari puting kanan dan kiriku secara bergantian. Tak kusangka, begitu aku mencicipi susu yang keluar dari putingku itu rasanya manis seperti susu yang sudah diberi gula sehingga aku jadi ketagihan dengan rasa susuku sendiri yang sangat manis itu, pantas saja Utha menghisap susuku seperti orang yang kehausan. Setelah puas meminum susuku, Utha melepaskan hisapannya terhadap putingku dan langsung menjilati vaginaku, dia telusuri daerah selangkanganku, bibir vaginaku, dan ketika lidahnya menyentuh klitorisku, tubuhku langsung menggelinjang karena terasa geli sekaligus nikmat, sementara aku meremas-remas payudaraku sehingga susu memancar keluar dari kedua putingku.

Utha tetap menyentil-nyentil klitorisku dengan lidahnya itu yang panjang dan kasar itu, akhirnya 5 menit kemudian tubuhku menggelinjang yang menandakan aku akan orgasme, seperti biasa cairan vaginaku yang manis itu langsung diseruput oleh Utha. Rupanya, Utha ingin segera menanamkan penisnya di dalam anusku karena dia langsung bergerak ke belakangku dan langsung menuntun penisnya sendiri ke lubang anusku, setelah sudah tepat berada di depanku, Utha langsung memasukkan penis besarnya ke dalam lubang anusku.
"aahh,,, aaauuuwwcc!!", teriakku pelan ketika perlahan demi perlahan penis besarnya menyeruak masuk ke dalam lubang anusku yang sempit, urat-urat yang ada di batang penis Utha bergesekan dengan dinding lubang anusku sehingga yang tadinya sakit menjadi nikmat. Akhirnya, penis besar milik Utha amblas tertelan oleh lubang anusku, Utha tidak bergerak mungkin supaya aku terbiasa dulu.

Setelah aku terbiasa, Utha langsung menggerakkan penisnya keluar masuk pantatku secara perlahan.

"aahhh,,,emmmhhh,,,uuuhhhh!!", desahku ketika penisnya bergerak keluar masuk lubang anusku yang sangat sempit. Lama-lama Utha menaikkan frekuensi kecepatan genjotannya terhadap lubang anusku sehingga aku jadi tambah merasa nikmat, aku terus dipompa dari belakang sehingga wajahku menghadap para suku Baro yang menonton persetubuhanku dengan kepala suku mereka. Dalam kenikmatan, aku masih bisa melihat para suku Baro dengan raut wajah penuh nafsu apalagi para lelakinya, mereka benar-benar terlihat sudah tidak sabar ingin segera menikmati tubuh putihku. Sambil menggenjotku, Utha meremas-remas kedua buah payudaraku sehingga susuku memancar keluar dari putingku ke arah para penonton membasahi wajah mereka, tapi mereka malah membiarkan wajah mereka penuh dengan susuku. Aku merasakan lubang anusku melebar karena penis Utha yang terus bergerak keluar masuk berukuran besar.

15 menit kemudian, aku mengalami orgasme yang kedua sedangkan Utha sama sekali tidak terlihat akan orgasme. Tiba-tiba sambil terus menggenjotku, Utha berkata sesuatu kepada Ulfsaar yang ada di sampingnya.

"dekvagona u entat".
"daiz". Lalu Ulfsaar berjalan ke depanku, sementara Utha menghentikan genjotannya, setelah Ulfsaar berada di depanku.
"tadi, kepala suku Utha bilang apa?".
"aku disuruh masukkin penisku ke vagina kamu".
"jadi aku dimasukkin 2 penis gede sekaligus?".
"iya,".

"yaudah, masukkin aja". Entah bagaimana caranya, penis Ulfsaar bisa masuk ke dalam vaginaku dan penis Utha masih tertanam di anusku padahal kami dalam posisi berdiri. Sekarang tubuh putihku dihimpit 2 pria berkulit hitam, tubuhku bagaikan kapas yang berada di tengah-tengah 2 roti gosong, lalu Utha mulai menggerakkan penisnya keluar masuk anusku sementara penis Ulfsaar keluar masuk vaginaku dengan irama yang berbeda jadi ketika Utha sedang menarik penisnya keluar dari anusku, Ulfsaar menggerakkan penisnya masuk ke dalam vaginaku, begitu juga sebaliknya.

Karena itu, sensasi yang timbul menjadi lebih nikmat sehingga dalam waktu 10 menit aku sudah orgasme yang ketiga kalinya. Bunyi kecipak air terdengar setiap kali Ulfsaar memompa penisnya karena cairan vaginaku tertahan oleh penis Ulfsaar yang mengisi vaginaku. Tentu saja sambil menggenjot vaginaku, Ulfsaar melumat bibirku dan memainkan lidahnya di dalam rongga mulutku sementara Utha memelintir kedua putingku, tapi aku hanya bisa terdiam karena bibirku sedang dilumat oleh Ulfsaar sehingga aku tidak bisa mengeluarkan suara. Selama 57 menit, mereka terus menggenjot tubuhku tanpa henti dan tanpa berganti posisi, meskipun aku sudah berkali-kali orgasme tapi tubuhku tidak merasa lemas karena aku sudah minum obat kuat untuk wanita. Tak lama kemudian, akhirnya aku merasakan penis mereka berdenyut-denyut di dalam 2 lubangku, setelah beberapa detik kemudian mereka berdua menyemprotkan benih mereka ke dalam lubang anus dan vaginaku secara bersamaan sehingga 2 lubangku itu terasa sangat hangat dipenuhi sperma mereka.

Lalu mereka mencabut keluar penis mereka dari lubang anus dan vaginaku, tanpa disuruh lagi aku langsung berjongkok dan menarik kedua penis itu ke samping kanan dan kiri dari wajahku. Aku melakukan 'cleaning service' ke 2 penis itu hingga benar-benar bersih, rasa sperma mereka memang benar-benar lebih gurih dari sperma yang pernah aku rasakan selama ini. Setelah bersih, Utha menghadap ke arah penonton.
"zukareng, zewec ina bedas kaliun antot". Tanpa aku tanya lagi, Ulfsaar langsung menerjemahkan apa yang dikatakan Utha.
"Rasti, kepala suku Utha bilang sekarang tubuh kamu milik suku Baro jadi siapapun rakyat suku Baro boleh nyetubuhin kamu".
"ooohhh, pantes aja yang laki-laki keliatan seneng".
"ya iyalah, para pria suku Baro kan jarang bisa nyetubuhin cewek cantik dan seksi kayak kamu".
"aahh, bisa aja,, aku jadi malu".
"yuk sini, kamu disetubuhinnya di bawah aja, takut panggungnya nanti rubuh".
"ok deh", lalu Ulfsaar menggandeng tanganku dan menuntunku turun panggung sementara Utha kembali masuk ke dalam tendanya.

"nah, sekarang, kamu sendiri ya, soalnya aku mau siapin segala sesuatu buat perang ngelawan suku Kupo besok dengan kepala suku".
"ok, tapi sebelumnya bilang dulu ke mereka, jangan main kasar".
"puru rokyut sikeluan, dowi todak mae maun kesur, joda jungan maun kesur yi".
"daiz", jawab mereka serentak.
"aku udah bilang ke mereka, jadi kamu tenang aja".
"makasih ya", seraya mengecup pipinya.
"aku tinggal ya". Lalu Ulfsaar pergi meninggalkanku, setelah itu tanpa aba-aba para kaum lelaki langsung mengerumuni tubuh putih mulusku dan berebut untuk meremas-remas semua bagian tubuhku yang bisa diremas.

Tubuhku sudah seperti kapas putih yang terombang-ambing di samudra hitam karena jika setelah salah satu dari mereka sudah menyemprotkan sperma mereka baik ke dalam lubang anus, mulut, maupun vaginaku, tubuhku langsung dioper ke temannya yang lain sehingga aku sampai tidak tau lagi siapa yang sedang menggenjot mulut, anus, dan vaginaku karena tubuhku dioper kesana kemari.

Entah sudah berapa penis yang memasuki tubuhku, entah berapa lelaki yang telah berejakulasi dan menyemburkan spermanya ke dalam tubuhku. Tubuhku memang benar-benar menjadi sarana pelampiasan suku Baro, tapi meskipun begitu seluruh tubuhku tidak belepotan sperma karena mereka semua menyemburkan sperma mereka ke dalam tubuhku dan karena mulut, anus, dan vaginaku sudah 'diperawani' oleh kepala suku mereka jadi mereka bebas menyemprotkan sperma mereka ke 3 lubangku sesuai keinginan mereka masing-masing. Mungkin sudah 10 jam tubuhku dibuai kenikmatan dan dilanda orgasme yang tidak ada hentinya, akhirnya mereka semua sudah tidak bertenaga lagi, tapi aku masih bertenaga karena obat yang kuminum. Selanjutnya, dengan bahasa isyarat mereka menyuruhku untuk bertumpu dengan kedua lutut dan kedua tanganku, lalu ada 2 orang wanita yang mendekat ke arahku.

Satunya memegang 2 buah kursi kecil dan satunya lagi 2 buah ember kecil yang kosong, wanita itu menaruh 2 ember tadi tepat di bawah kedua buah payudaraku yang menggelantung dengan indah. Setelah itu salah satu wanita itu meremas-remas payudara kananku sehingga susu memancar keluar dari puting kananku langsung ke ember yang ada di bawah payudara kananku, dan wanita satunya lagi melakukan hal yang sama terhadap payudara kiriku. Tak lama kemudian, kedua ember itu sudah penuh dengan susu yang keluar dari putingku, aku berpikir kalau ini sudah selesai karena kedua wanita itu bangkit sambil masing-masing membawa satu ember yang penuh dengan susu cap Rasti. Tapi, ternyata ada 2 wanita lagi yang datang dan melakukan hal yang sama, dan seterusnya.

"kenapa susu gue gak abis-abis ya, apa gara-gara ramuan si Ulfsaar?", pikirku dalam hati. Tapi, aku tidak terlalu memikirkannya karena remasan-remasan itu membuatku mencapai orgasme yang ke sekian kalinya, dalam keadaan masih 'diperah', aku melihat seorang wanita yang telah memeras susuku, menuang ember susunya ke dalam sebuah gelas dari tanah liat dan dia memberikannya kepada seorang lelaki dan seorang anak kecil yang sepertinya mereka adalah suami dan anaknya.

Akhirnya aku mengerti perananku dalam suku Baro, aku tidak hanya dewi kesuburan yang menjadi tempat pelampiasan nafsu mereka, tapi aku juga dijadikan 'sapi perah' bagi mereka. Rupanya, mereka memerah susuku bukan hanya untuk manusia saja tapi mereka juga memeras susuku untuk hewan peliharaan. Tapi aku tidak peduli karena meskipun tanpa penis laki-laki, aku bisa mencapai orgasme karena para wanita itu selain meremas-remas payudaraku kadang-kadang mereka juga memainkan putingku. Akhirnya dalam waktu 2 jam aku selesai 'diperah', dan karena efek obat kuatku sudah habis, aku merasa rasa kantuk yang teramat sangat sehingga aku tidak tahan lagi dan menutup mataku. Aku bangun dan menyadari aku berada di tempat yang sudah tidak asing lagi yaitu rumah Ulfsaar.

"Rasti, kamu udah bangun? Gimana, enak gak tidurnya?".
"enak banget, badanku jadi seger banget".
"Ulfsaar, kok badanku gak dibersihin sih?".
"soalnya...".
"kenapa, oohh aku tau, kamu belum puas kan nyetubuhin aku?".
"kok kamu tau?".
"kan insting sex aku kuat".
"bisa aja kamu".

"yaudah, sini, Ulfsaar sayang", kataku seraya menggerakkan tanganku untuk memanggilnya. Dia mendekati tubuh putihku yang terbaring di sebuah tikar, sebelum dia menyodorkan penisnya.

"Ulfsaar, sekarang udah malem apa udah mau pagi sih?".
"masih malem kok, emang kenapa?".
"gak kok, nanya doang", balasku sambil memasukkan penisnya ke dalam mulutku. Aku permainkan batang kejantanannya di dalam mulutku dengan lidahku, kutelusuri setiap milimeter penisnya dengan lidahku, aku yakin tidak ada bagian penisnya yang lolos dari jilatanku. Setelah 10 menit.
"Rasti, kayaknya aku udah gak tahan pengen nusuk kamu".
"yaudah tusuk aja", balasku sambil melebarkan kakiku.
"hmm, masih ada sperma di vagina kamu".
"kan kalau aku cuci sekarang, vaginaku juga bakal kotor lagi ama sperma kamu".
"hehe,, lagian kamu punya badan udah kayak bener-bener dewi".

"udah ah, ayo dong, aku udah gak tahan nih pengen di tusuk", balasku. Ulfsaar langsung menancapkan penis besarnya ke dalam vaginaku sehingga aku sedikit berteriak karena agak sakit, tapi aku malah suka dan karena mulutku juga belepotan dengan sperma yang sudah mengering maka Ulfsaar tidak melumat bibirku sehingga aku bisa mengeluarkan suara desahan dan erangan sesukaku.

Ulfsaar mengangkat kakiku dan mendorongnya hingga kedua kakiku berada di samping kanan dan kiri kepalaku. Dalam posisi seperti ini, aku merasakan penis besar milik Ulfsaar lebih masuk ke dalam vaginaku sehingga rasanya menjadi sangat nikmat, rupanya Ulfsaar sudah sangat gemas terhadapku karena dia menggenjot vaginaku tanpa ampun dan tanpa memperdulikanku. Kemudian, dia mencabut penisnya dari vaginaku dan memasukkannya ke dalam anusku, sepertinya dia ingin mencoba 2 lubangku sekaligus.

2 lubangku digenjot oleh Ulfsaar secara bergantian dengan posisi ini selama kurang lebih 15 menit.

"Ulfsaaarr,,,ganti posisi dong,,,pegel nih".
"ok,,ok,, maaf". Kemudian, dia melepaskan kakiku dan kini dia yang berbaring di bawah sedangkan aku diatas sehingga sekarang aku yang memegang kendali, aku bisa mengatur iramanya sesuai keinginanku. Kadang-kadang aku bungkukkan tubuhku ke depan agar Ulfsaar bisa menyedot susu dari putingku, dan kadang-kadang aku memutar badanku 360 derajat agar penis Ulfsaar terasa terpelintir di dalam vaginaku yang tentu saja membuat sang pemilik penis jadi mengerang keenakan dan juga Ulfsaar mencabut penisnya lalu menancapkannya ke dalam anusku, begitu juga sebaliknya, dia melakukan itu setiap 3 menit sekali. Tubuhku terus digarap oleh Ulfsaar, sampai akhirnya 30 menit kemudian, Ulfsaar menyemprotkan spermanya di dalam vaginaku. Setelah selesai, Ulfsaar menarik tubuhku ke arahnya agar dia bisa melumat putingku dan menghisap susuku.

"Rasti, kamu mau mandi gak?".
"mau dong, badanku udah gatel-gatel nih".
"yaudah, ke sungai sana".
"aahh,, takut,, temenin aku dong", balasku dengan nada manja.

"dasar,,, manja,,,", balasnya sambil mencubit puting kiriku. Kemudian, kami berdua pergi keluar rumah Ulfsaar dan aku melihat suku Baro ada yang sedang makan dan juga ada yang sedang minum susu, tentu saja susu yang mereka minum adalah susuku. Aku berjalan diantara mereka, ada yang menepuk pantatku, ada juga yang mencubit pahaku. Tak lama kemudian, kami sudah sampai di sungai.

"yaudah, mandi sana".
"aahh,,,mandiin dong".
"iya, iya, aku mandiin".

"nah, itu baru Ulfsaar sayangku". Kemudian, dia memandikanku sambil meraba-rabai tubuh putihku, dia membersihkan noda-noda sperma kering yang ada di mulut, anus, dan vaginaku dengan cara menggosok-gosokkan tangannya.
"Ulfsaar sayang, sekalian dong dalemnya dibersihin".
"ok, putri cantik". Kemudian dia memasukkan 2 jari tangan kanannya ke dalam anusku dan 2 jari tangan kirinya ke dalam vaginaku yang membawaku mencapai orgasme dalam waktu 12 menit.

"ayo, Ulfsaar sayang, sekarang sabunin dadaku ya".
"ok". Ketika aku sedang asik dimandiin oleh Ulfsaar, tiba-tiba punggung Ulfsaar tertusuk sesuatu dan itu adalah tombak, aku melihat kalau yang melempar tombak adalah orang yang memakai topeng atau suku Kupo.

"Ulfsaar, lari,,, cepat".
"taapii,,,,".

"cepaaatttt !!!". Tanpa berpikir panjang lagi aku mengambil langkah seribu, meski sebenarnya berat meninggalkan Ulfsaar tapi daripada aku terbunuh. Rupanya, suku Kupo sudah menyerang desa Baro karena aku melihat asap dari kejauhan, jadi aku langsung merubah lariku ke arah yang aku sendiri tidak tau. Dengan nafas yang tersengal-sengal dan kaki yang lecet karena aku tidak memakai alas kaki, aku berlari dengan kencang sekaligus ketakutan, entah berapa meter yang sudah kutempuh. Karena aku kecape'an, aku berhenti dan menengok ke belakang.

"untung gue gak dikejar,,,hhhh", kataku sambil tersengal-sengal. Setelah aku sudah bisa mengatur nafasku, aku baru sadar kalau keadaan masih gelap.

Dalam kesunyian, aku berjalan ke arah sumber bunyi yang membuatku penasaran. Ternyata suara yang kudengar berasal dari pantai, aku senang sekali karena berada di tempat yang terbuka tidak seperti hutan, dan aku bertambah senang ketika aku menemukan koperku terbawa arus di pinggir pantai. Karena koperku bisa kutemukan, aku bisa berpakaian lagi, tapi setelah itu aku bingung harus kemana setelah ini karena aku tidak punya tempat tujuan. Aku memutuskan untuk istirahat dengan selimut yang ada di koperku.

"lumayan, supaya gak lemes", pikirku. Ketika sedang asik-asiknya tidur, aku mendengar suara berisik sehingga aku membuka mataku untuk mencari tau bunyi apa itu. Rupanya malam sudah berganti menjadi pagi sehingga mataku agak silau, tapi aku belum menemukan bunyi itu, aku jadi penasaran dan menengok ke kanan dan ke kiri. Rupanya, bunyi itu adalah helikopter yang menuju ke arahku, aku melambai-lambaikan tangan agar terlihat oleh pilot helikopter, dan tidak hanya helikopter tapi juga banyak kapal yang datang seperti mencari sesuatu.

Rupanya, mereka adalah tim SAR untuk mencari korban kecelakaan pesawat yang aku tumpangi, lalu aku ditolong dan di naikkan ke helikopter, ternyata yang selamat tidak hanya aku seorang tapi lumayan banyak yang selamat.

"aaahhh,,,,akhirnya bisa pulang,,,". Setelah aku menaiki helikopter, pilot helikopter langsung menerbangkan helikopter dan menjauhi pulau yang menjadi tempatku menyaksikan pembunuhan secara langsung. Aku lega akhirnya bisa pulang, dan aku berharap agar aku tidak mengalami kejadian seperti ini lagi.

Tamat